Jakarta – Perekonomian global dan domestik pada triwulan III 2020 masih melanjutkan perbaikan. Menyikapi perkembangan tersebut Bank Indonesia (BI) pun telah memutuskan untuk menurunkan bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 3,75%. Keputusan ini mempertimbangkan prakiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga, dan sebagai langkah lanjutan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
“BI tetap berkomitmen untuk mendukung penyediaan likuiditas, termasuk dukungan BI kepada Pemerintah dalam mempercepat realisasi APBN 2020, guna mendorong pemulihan ekonomi dari dampak pandemi covid-19,” dikutip dari intisari Laporan Kebijakan Moneter triwulan III 2020 yang diterbitkan pada Kamis, 26 November 2020.
BI menilai, perbaikan perekonomian global berlanjut setelah pada triwulan III 2020 tumbuh lebih baik. Pertumbuhan ekonomi dunia pada triwulan III 2020 di banyak negara mulai membaik didorong oleh stimulus kebijakan dan peningkatan mobilitas.
Sejumlah indikator dini pada Oktober 2020 juga mengindikasikan perbaikan ekonomi global. Hal ini tercermin dari mobilitas masyarakat yang meningkat, ekspansi Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur dan Jasa yang berlanjut di Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, serta keyakinan konsumen dan bisnis yang membaik di AS dan kawasan Eropa.
Sementara itu, ketidakpastian pasar keuangan global yang menurun didorong oleh ekspektasi positif terhadap prospek perekonomian global dan ketidakpastian pemilu AS yang mereda. Perkembangan ini kembali meningkatkan aliran modal ke negara berkembang dan mendorong penguatan mata uang berbagai negara, termasuk Indonesia.
BI menilai pertumbuhan ekonomi domestik juga membaik, sejalan dengan peningkatan realisasi stimulus fiskal dan mobilitas masyarakat, serta permintaan global. Peningkatan realisasi stimulus dan mobilitas menopang perbaikan permintaan domestik secara bertahap, baik konsumsi maupun investasi.
Sementara itu, kinerja ekspor juga terus membaik yang didorong oleh permintaan global terutama dari AS dan Tiongkok. Perbaikan ekonomi domestik yang terus berlanjut tercermin pada perkembangan positif sejumlah indikator pada Oktober 2020, seperti mobilitas masyarakat, penjualan eceran nonmakanan dan online, PMI Manufaktur, serta pendapatan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi diprakirakan meningkat di 2021 didorong oleh perekonomian global yang membaik serta akselerasi realisasi anggaran Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, kemajuan dalam program restrukturisasi kredit, serta stimulus moneter dan makroprudensial Bank Indonesia yang berlanjut.
Sedangkan pada stabilitas ekonomi Indonesia juga maaih tetap terjaga. Hal itu tercermin pada Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang mencatat surplus, cadangan devisa yang tetap tinggi, dan nilai tukar Rupiah yang menguat didukung langkah-langkah stabilisasi BI dan berlanjutnya aliran modal asing masuk ke pasar keuangan domestik.
Sementara itu, inflasi tetap rendah sejalan permintaan yang belum kuat dan pasokan yang memadai. Sejalan dengan kebijakan akomodatif yang ditempuh BI kondisi likuiditas tetap longgar sehingga mendorong suku bunga terus menurun dan mendukung pembiayaan perekonomian.
BI juga telah menempuh berbagai bauran kebijakan melalui penguatan terhadap seluruh instrumen yang dimiliki untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah, mengendalikan inflasi, dan mendukung stabilitas sistem keuangan, serta mendukung pemulihan ekonomi nasional. BI juga terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta mendorong pemulihan ekonomi nasional. (*)
Editor: Rezkiana Np