Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di Triwulan IV 2015 sebesar 5,04% (year on year/yoy). Sedangkan secara kumulatif pertumbuhan ekonomi di sepanjang 2015 mencapai 4,79% atau melambat bila dibanding 2014 sebesar 5,02%.
Capaian tersebut menurut Bank Indonesia (BI) merupakan pertumbuhan yang cukup baik. Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung optimis, pertumbuhan ekonomi 2016 akan mencapai pada kisaran yang ditetapkan bank sentral yakni sebesar 5,2% hingga 5,6%.
Menurutnya, laju pertumbuhan ekonomi di Triwulan IV 2015 yang mencapai 5,02% diluar prediksinya. Namun, dirinya menilai pertumbuhan tersebut didorong oleh belanja pemerintah. “Baik itu belanja konsumsi maupun belanja investasi” ujar Juda di Gedung BI, Jakarta, Selasa, 9 Februari 2016.
Sedangkan sektor yang mendorong pertumbuhan ekonomi, yakni konstruksi dan sarana umum seperti air dan listrik. Hal itu tersebut sejalan dengan program pembangunan infrastruktur. “Ini juga disebabkan pelelangan proyek yang sudah dimulai pada Triwulan III 2015 untuk tahun anggaran 2016,” tukasnya.
Adanya kondisi tersebut, tentu juga akan berdampak kepada perekonomian di Triwulan I 2016. Dia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi Triwulan awal 2016 akan lebih tinggi ketimbang tahun lalu di periode yang sama. Terlebih, beberapa lembaga kajian juga telah menaikan asumsi pertumbuhan ekonomi 2016 dari 4,9% .
“Mereka mengkoreksi keatas pertumbuhan ekonomi di tahun 2016,” ucap Juda.
Sedangkan Bank Sentral sendiri, kata dia, masih mempertahankan asumsinya yang dikisaran 5,2%-5,6%. “Tadinya kami berasumsi di batas bawah yakni di 5,2% namun sekarang kami berasumsi lebih dari itu,” tutupnya. (*) Rezkiana Nisaputra