Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan bahwa perkembangan nilai tukar rupiah masih berada pada level yang stabil dalam sepekan terakhir seiring dengan meredanya tekanan dan kepanikan global akibat pandemi virus corona atau Covid-19.
“Seminggu terakhir nilai tukar bergerak dalam mekanisme pasar yang baik supply demand bergerak baik hari ini berada pada kisaran 16.350/US$,” kata Perry di Jakarta, Selasa 31 Maret 2020.
Ia menjelaskan, kepanikan global mereda setelah beberapa negara maju mengeluarkan stimulus fiskal seperti layaknya Amerika Serikat (AS) yang telah menggelontorkan lebih dari US$2 triliun dan berencana menambahkan stimulus fiskal senilai US$600 miliar.
“Demikian juga di Eropa seperti Jerman dan sejumlah negara lain yang turut memperkuat kebijakan stabilisasi oleh berbagai bank sentral,” tambahnya.
Dirinya berterima kasih kepada pelaku pasar dari perbankan, investor, dan eksportir atas dukungan dan kolaborasi yang baik dalam menstabilkan nilai tukar rupiah. Perry berharap untuk para importir yang memerlukan dolar dapat dipenuhi tidak hanya dari tunai atau spot saja, melainkan juga dalam Domestic Non Delivery Forward (DNDF) sebab preminya relatif lebih murah.
Sebagai informasi saja, pada perdagangan hari ini (31/3) nilai tukar rupiah ditutup menguat di level 16.300/US$ bila dibandingkan dengan hari sebelumnya (30/3) 16.325/US$.
Sementara berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (31/3) kurs rupiah berada pada level Rp16.367/ US$ atau terlihat melemah dari posisi Rp16.336/US$ pada perdagangan kemarin (30/3). (*)
Editor: Rezkiana Np