Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing telah keluar dari Indonesia (capital outflow) pada minggu pertama Desember 2020 sebesar Rp2,55 triliun
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, sumber terbesar aliran modal asing yang keluar kali berasal dari instrumen saham, sementara instrumen Surat Berharga Negara (SBN) masih terdapat aliran yang masuk.
“Berdasarkan data transaksi 30 November hingga 3 Desember 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp2,55 triliun,” kata Perry melalui keterangan resminya di Jakarta, Jumat 4 Desember 2020.
Perry menerangkan, angka aliran modal keluar tersebut terdiri dari aliran modal asing masuk atau beli neto di pasar SBN sebesar Rp1,30 triliun sementara aliran modal keluar atau jual neto di pasar saham sebesar Rp3,85 triliun. Berdasarkan data setelmen selama 2020 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto sebesar Rp142,56 triliun
Sementara itu, berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu pertama Desember 2020, perkembangan harga pada bulan Desember 2020 diperkirakan inflasi sebesar 0,22% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Desember 2020 secara tahun kalender sebesar 1,46% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,46% (yoy).
Penyumbang utama inflasi, yaitu cabai merah sebesar 0,04% (mtm), telur ayam ras dan cabai rawit masing-masing sebesar 0,03% (mtm), tomat sebesar 0,02% (mtm), serta minyak goreng, jeruk, dan tarif angkutan udara masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Komoditas yang menyumbang deflasi pada periode laporan berasal dari komoditas emas perhiasan sebesar -0,07% (mtm) dan bawang merah sebesar -0,01% (mtm). (*)
Editor: Rezkiana Np