Jakarta – Terus berlanjutnya aliran masuk modal asing dan peningkatan pasokan valuta asing (valas) korporasi domestik telah mendorong penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara mengatakan, pada Maret 2016, secara year-to-date (ytd), nilai tukar rupiah menguat sebesar 3,96% ke level Rp13.260 per dollar AS.
“Dari sisi domestik, penguatan tersebut didorong oleh persepsi investor terhadap perekonomian Indonesia yang terus membaik,” ujar Tirta di Jakarta, Kamis, 21 April 2016.
Persepsi positif para investor ini, kata Tirta, sejalan dengan penurunan BI Rate dan paket kebijakan Pemerintah untuk memperbaiki iklim investasi, serta percepatan implementasi proyek-proyek infrastruktur.
“Selain itu, penguatan rupiah juga didukung oleh meningkatnya pasokan valas korporasi domestik yang berorientasi ekspor,” tukasnya.
Sedangkan dari sisi eksternal, penguatan rupiah ditopang oleh meredanya risiko di pasar keuangan global, sejalan dengan pernyataan The Fed yang masih dovish dan berlanjutnya pelonggaran kebijakan moneter di beberapa negara maju.
“Ke depan, Bank Indonesia akan tetap menjaga stabilitas nilai tukar sesuai dengan nilai fundamentalnya,” tutup Tirta. (*)