Jakarta – Survei Pemantauan Harga (SPH) yang dilakukan Bank Indonesia (BI), menunjukkan Indeks Harga Konsumen (IHK) atau inflasi bulan Juli 2018 sebesar 0,28 persen. Bank sentral pun menampik angka inflasi bulan Juli bukan karena pelemahan nilai tukar rupiah.
“Kami juga tidak melihat adanya suatu dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap inflasi kami tidak liat ada dampak itu,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Kompleks BI Jakarta, Jumat 3 Agustus 2018.
Perry menambahkan, angka inflasi Juli tersebut terjadi akibat beberapa faktor dimana faktor utamanya dari sisi biaya pendidikan. Dirinya menilai penyebab tersebut masih terbilang wajar dan memang musiman.
“Sebagian besar karena faktor faktor musiman yang terkait dengan biaya sekolah, biaya sewa yang biasanya memang pada bulan Juli itu emang pada saatnya pembayaran,” tambah Perry.
Baca juga: Tekanan Inflasi Jakarta di Juli 2018 Menurun
Walau begitu, Perry menyebut laju inflasi dibulan Juli tersebut masih lebih rendah bila dibandingkan dengan kondisi inflasi dibulan Juni yang tercatat sebesar 0,59 persen. Perry menambahkan, angka inflasi Juli 2018 secara tahunan masih sebesar 3,18 persen (year-on-year/yoy).
Dirinya menilai, laju inflasi secara tahunan di Juli tersebut masih sejalan dengan target BI di tahun ini yang dipatok kisaran 3,5 persen plus minus 1 persen. Inflasi yang terjaga tersebut dinilai masih menunjukan bahwa harga-harga cukup terkendali, sehingga kondisi laju inflasi dibulan Juli ini masih rendah. (*)