Jakarta – Pelemahan nilai tukar rupiah pada beberapa Minggu ini yang mencapai Rp15.000 per dollar Amerika Serikat (AS) dinilai masih dalam batas aman khususnya bagi industri perbankan dan seluruh industri keuangan lainnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara seusai menghadiri launching buku buku bertajuk ‘Realizing Indonesia Economic Potential’. Mirza mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak melihat pelemahan nilai tukar pada levelnya saja, namun melihat pada fluktuasi bila dibandingkan negara lain.
“Kita liat kurs jangan liat angkanya Rp15.000 tapi fluktuasinya. Dimana sudah alami folatility sejak 2013 pada awalnya Rp10.00, ke Rp12.000 dan Rp15.00 Jadi gak cuma Indonesia, India juga alami seperti itu, berasil juga alami seperti itu,” kata Mirza di Kompleks BI Jakarta, Kamis 4 Oktober 2018.
Mirza menambahkan, sektor perbankan juga dinilai masih sangat aman dimana rasio kecukupan modal atau CAR perbankan masih aman diatas 20 persen. Tak hanya itu, pihaknya juga terus memantau likuditas nasional yang dinilai masih terkendali.
“Banking sector kan resiliensinya bagus, CAR di semua bank, buku satu sampai buku empat, di atas 20 persen, jadi strong,” tambah Mirza.
Sebagai informasi, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepertinya masih bertengger dilevel Rp15.000 per dolar AS. Bahkan, laju rupiah semakin tertekan pada perdagangan hari ini (4/10) yang dibuka melemah 45 poin atau 0,30 persen ke level Rp15.182 per dolar AS. (*)