Penguatan Rupiah dan Tekanan Resesi Jadi Pertimbangan Tambahan
Sementara itu, Global Market Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, juga memperkirakan bahwa BI akan memangkas suku bunga sebesar 25 bps. Menurutnya, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menjadi salah satu faktor utama, meskipun masih ada kekhawatiran terhadap risiko resesi teknikal di dalam negeri.
Baca juga: Ekonomi AS Terancam, Rupiah Berpotensi Menguat Hari Ini
“Kami memperkirakan Bank Indonesia akan memangkas kebijakannya sebesar 25 bps di tengah menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga berada di bawah Rp16.550 dengan kondisi lain berupa kekhawatiran resesi teknikal ekonomi triwulanan dalam negeri, dan inflasi yang masih terkendali dengan baik pada posisi terakhir di 1,95 persen yoy pada April 2025,” pungkas Myrdal.
Dorongan Pemotongan Suku Bunga untuk Dukung Pertumbuhan
Selain itu, Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro juga memproyeksikan BI-Rate akan dipangkas 25 bps. Menurutnya, kebijakan ini diperlukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik, apalagi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sudah relatif stabil.
“Kita memang melihat akan adanya ruang kemudian BI rate dipangkas. Sekali lagi, dari angka 5,75 persen ke angka 5,5 persen. Market sendiri konsensusnya ada di 5,25 persen. Jadi kita melihat, mungkin paling cepat ya, kalau memang rupiahnya relatif stabil, ada ruang kemudian pemangkasan suku bunga acuan 25 basis di RDG di bulan ini. Jadi 25 basis dari 5,75 persen ke 5,5 persen,” kata Andry. (*)
Editor: Yulian Saputra









