Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan penyaluran kredit baru pada November 2023 melambat dibandingkan Oktober 2023. Hasil survei kepada perbankan menunjukkan bahwa SBT (saldo bersih tertimbang) penyaluran kredit baru pada November 2023 tercatat sebesar 70,4 persen, lebih rendah dari SBT pada bulan sebelumnya yang tercatat 82,1 persen.
Berdasarkan kategori bank, perlambatan penyaluran kredit baru pada November 2023 diprakirakan terjadi pada bank umum. Sementara itu, penyaluran kredit oleh Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) diprakirakan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.
Berdasarkan jenis penggunaan, penyaluran kredit baru pada November 2023 terindikasi melambat pada hampir seluruh jenis kredit, kecuali Kredit Konsumsi Lainnya yang terindikasi relatif stabil dengan SBT 66,9 persen.
Baca juga: Proyeksikan Tumbuh 25 Persen, Bank Neo Commerce Bidik Dua Segmen Kredit Baru di 2024
“Faktor utama yang memengaruhi prakiraan perlambatan penyaluran kredit baru pada November 2023 yaitu permintaan pembiayaan dari nasabah, prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain,” ujar Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Selasa 19 Desember 2023.
Sementara itu, penyaluran kredit baru diprakirakan kembali meningkat pada Desember 2023, terindikasi dari nilai SBT prakiraan penyaluran kredit baru Desember 2023 sebesar 88,0 persen.
“Peningkatan penyaluran kredit baru pada Desember 2023 diprakirakan terjadi pada hampir seluruh kategori bank, kecuali Bank Umum Syariah. Berdasarkan jenis penggunaan, penyaluran kredit baru diprakirakan meningkat pada seluruh jenis kredit,” jelas Erwin.
Erwin melanjutkan, kebijakan penyaluran kredit (lending standard) pada November 2023 tetap ketat. Hal tersebut terindikasi dari SBT perubahan lending standard November 2023 yang bernilai positif sebesar 0,17 persen.
Berdasarkan jenis penggunaan, kebijakan penyaluran kredit yang ketat terindikasi pada seluruh jenis kredit. Faktor yang memengaruhi perubahan standar pemberian kredit pada November 2023 antara lain kondisi/permasalahan sektor riil saat ini, risk appetite bank, proyeksi ekonomi ke depan, serta potensi risiko kredit ke depan.
Untuk keseluruhan periode triwulan IV 2023, penyaluran kredit baru diprakirakan tetap tumbuh. Hal tersebut terindikasi dari SBT prakiraan penyaluran kredit baru triwulan IV 2023 hasil survei periode November 2023 yang bernilai positif sebesar 93,4 persen, relatif stabil dibandingkan triwulan III 2023 yang sebesar 95,6 persen.
Baca juga: OJK Optimistis Kredit 2023 Tumbuh Double Digit, Apa Faktor Pendorongnya?
“Berdasarkan kategori bank, perlambatan penyaluran kredit baru terindikasi pada hampir seluruh kategori bank, kecuali Bank Umum Syariah. Berdasarkan jenis penggunaan, perlambatan penyaluran kredit baru terjadi pada hampir seluruh jenis Kredit, kecuali Kredit Modal Kerja (KMK),” ungkapnya.
Berdasarkan hasil survei November 2023, kebijakan penyaluran kredit baru untuk keseluruhan triwulan IV 2023 secara umum sedikit lebih ketat. Hal in terindikasi dari SBT perubahan kebiakan penvaluran kredit triwulan IV 2023 yang tercatat positif sebesar 1,2 persen.
“Berdasarkan jenis penggunaan, kebijakan penyaluran kredit yang lebih ketat diprakirakan terjadi pada hampir seluruh jenis kredit, kecuali KPR yang diprakirakan tetap longgar,” pungkas Erwin. (*)
Editor: Galih Pratama