Jakarta — Bank Indonesia (BI) mencatatkan Pertumbuhan kredit perbankan kembali meningkat pada Januari 2019 setelah mengalami penurunan di akhir tahun. Pos kredit tercatat sebesar Rp5.216‚4 triliun atau tumbuh 11,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 11,7% (yoy).
Akselerasi penyaluran kredit terjadi pada golongan debitur korporasi yang memiliki pangsa 49,9% dari total penyaluran kredit. Kredit kepada korporasi tumbuh sebesar 14,8% (yoy), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 13,4% (yoy). Di sisi lain, debitur perseorangan dengan pangsa 46,0% dari total kredit tercatat tumbuh melambat dari 9,7% (yoy) menjadi 9,2% (yoy).
Sementara berdasarkan jenis penggunaannya, akselerasi pertumbuhan kredit terjadi pada kredit investasi yang tumbuh meningkat dari 10,8% (yoy) menjadi 12,6% (yoy) pada bulan Januari 2019 terutama pada sektor PHR serta sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan. Peningkatan Kredit Investasi pada sektor PHR tercatat dari 4,6% (yoy) pada Desember 2018 menjadi tumbuh 9,4% (yoy) pada Januari 2019 terutama didorong oleh subsektor perdagangan eceran komoditi makanan, minuman, atau tembakau di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur.
Sementara Kredit Investasi pada sektor pertanian, petemakan, kehutanan dan perikanan tercatat tumbuh 9,5% (yoy), lebih tinggi dubandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 9,2% (yoy) yang bersumber pada subsektor : perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Barat dan Sumatera Utara. Di sisi Iain, krednt modal kerja (KMK) dan kredit konsumsi (KK) pada Desember 2018 tumbuh melambat. KMK tumbuh 13,1% (yoy) menjadi 12,9% (yoy) yang disebabkan oleh perlambatan penumbuhan KMK pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran (PHR) dan sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan.
KMK Pertumbuhan Sektor PHR turun dari 10,6% (yoy) menjadi 8,6% (yoy) pada Januari 2019 terutama disebabkan oleh kredit yang dnsalurkan untuk perdagangan eceran bahan bakar dan minyak pelumas. Sementara itu, pertumbuhan KMK kepada sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan turut mengalami perlambatan dari 15,9% (yoy) men;adi 13,7% (yoy) khususnya pada subsektor pertanian padi.
Sejalan dengan KMK, Kredit Konsumsn (KK) pada Januari 2019 tumbuh 9,9% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 10,3% (yoy), yang bersumber dari perlambatan kredit kepemulikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB), maupun kredit multiguna.
Pertumbuhan kredit properti pada Januari 2019 justru mengalami peningkatan dari 16,3% (yoy), menjadi 16,6% (yoy), yang dipengaruhi oleh peningkatan kredit konstruksi. Kredit konstruksi mengalami peningkatan menjadi sebesar 24,7% (yoy) dari 22,5% (yoy) di bulan sebelumnya. Akselerasi pertumbuhan kredit konstruksi terutama terjadi pada subsektor bangunan jalan toi di DKI Jakarta dan dan Jawa Timur.
Kondisi yang berbeda dutunjukan pada kredit KPR dan KPA serta kredit real estat yang justru tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan masing-masing dari 13,9% (yoy) dan 12,2% pada Desember 2018 menjadi 13,5% (yoy) dan 11,2% (yoy) pada bulan laporan Januari 2019.
Sementara untuk penyaluran kredit kepada sektor UMKM bulan Januari 2019 tercatat sebesar Rp953,0 triliun, tumbuh meningkat dari 9,9% (yoy) pada Desember 2018 menjadi 11,4% (yoy) pada bulan berjalan. Peningkatan pertumbuhan kredit UMKM disebabkan oleh peningkatan kredit investasi UMKM.
Berdasarkan skala usahanya, seluruh skala usaha baik kredit mikro, kecil dan menengah mencatatkan peningkatan pertumbuhan yaitu dari masing-masing sebesar 14,1% (yoy), 10,7% (yoy), dan 7,1% (yoy) pada Desember 2018 menjadi masing-masing sebesar 15,5% (yoy), 10,9% (yoy) dan 9,6% (yoy) pada bulan berjalan. (*)