Jakarta – PT Bank Aladin Syariah Tbk (Bank Aladin) berhasil menggenjot pendapatan operasional hampir 84 persen, menjadi Rp613 miliar sepanjang 2024. Lonjakan pendapatan didorong oleh pertumbuhan margin, bagi hasil, serta kenaikan fee based income (FBI) yang tumbuh nyaris 5 kali lipat menjadi Rp154 miliar.
Peningkatan kinerja keuangan bank digital berbasis syariah ini ditopang oleh pertumbuhan intermediasi yang solid, inovasi layanan, dan optimalisasi strategi kemitraan.
Emiten berkode saham BANK ini mencatatkan kenaikan pembiayaan musyarakah sebesar 180,82 persen menjadi Rp4,1 triliun. Pertumbuhan pembiayaan dibarengi dengan penerapan manajemen risiko dan pengelolaan portofolio yang baik. Hal ini tecermin dari rasio pembiayaan bermasalah (NPF) yang berhasil dijaga di level 0,03 persen.
Baca juga: Begini Upaya Bank Aladin Syariah Majukan Pendidikan Indonesia
Sedangkan dari sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) tercatat tumbuh 66,46 persen, atau menjadi Rp5,41 triliun. Pertumbuhan DPK ini menunjukkan kepercayaan nasabah yang semakin meningkat.
Bisnis yang tumbuh positif itu juga membuat Bank Aladin Syariah berhasil menekan rugi bersih menjadi Rp73,72 miliar, atau turun 67,48 persen secara tahunan.
Pada akhir 2024, Bank Aladin Syariah tercatat mempunyai total aset sebesar Rp9,36 triliun, atau meningkat 32 persen ketimbang tahun sebelumnya sebesar Rp7,09 triliun.
Strategi Ekosistem dan Inovasi Digital Dorong Pertumbuhan
Direktur Utama Bank Aladin Syariah, Koko Tjatur Rachmadi mengatakan, pencapaian pada tahun 2024 merupakan hasil dari berbagai inisiatif strategis yang dilakukan untuk mendorong pertumbuhan, seperti optimalisasi ekosistem Alfarmart.
“Sepanjang tahun lalu, Bank Aladin Syariah memperluas jaringan layanan keuangan berbasis komunitas melalui lebih dari 20 ribu gerai Alfamart di seluruh Indonesia. Langkah ini sekaligus mendorong inklusi keuangan dan akuisisi nasabah baru secara efisien,” ujarnya.
Bank Aladin juga meluncurkan dan menyempurnakan sejumlah fitur digital seperti Ala Deposito, Ala Impian, Ala Berbagi, Banking as a Service, serta integrasi layanan syariah end-to-end yang memudahkan transaksi, menabung, hingga bersedekah secara rutin dan otomatis.
Baca juga: Bank Aladin Syariah Gandeng Flip Luncurkan Produk Kolaboratif
Perseroan juga memperkuat kemitraan dengan institusi keuangan, fintech, dan mitra B2B guna memperluas jaringan distribusi produk serta mempercepat pertumbuhan akuisisi pengguna dan DPK.
Dari sisi operasional, efisiensi berbasis teknologi, termasuk peningkatan proses credit scoring, manajemen risiko, dan automasi proses layanan nasabah berkontribusi terhadap penurunan biaya operasional serta menjaga kualias aset.
“Capaian ini menjadi bukti komitmen kami dalam membangun bank syariah digital yang sehat, inklusif, dan berkelanjutan. Ke depan, kami akan terus menjaga kualitas pembiayaan, memperluas jangkauan layanan, dan bermitra lebih luas,” papar Koko dalam keterangan resmi, Kamis, 24 April 2025.
Awal 2025 Sudah Catat Laba Bersih
Memasuki 2025, Bank Aladin Syariah tetap fokus pada strategi berbasis teknologi, kemitraan, dan keberlanjutan. Perseroan optimistis mampu mempertahankan momentum pertumbuhan yang positif.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2025, Bank Aladin Syariah tercatat sudah membukukan laba bersih sebesar Rp33,47 miliar, berbanding terbalik dari rugi Rp44,19 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. (*) Ari Astriawan