Peningkatan rasio alat likuid tersebut diikuti dengan adanya penurunan pertumbuhan kredit pada bulan Mei tahun ini yang berada di angka 8,71% secara setahunan (year on year / yoy),padahal pada bulan Maret pertumbuhan kredit masih berada di angka 9,25 persen (yoy).
Berkaca pada hal-hal tersebut, lanjut Joshua, penyaluran kredit perbankan akan dipengaruhi oleh dua sisi, yakni likuiditas perbankan serta daya beli masyarakat yang akhirnya memengaruhi permintaan kredit.
Baca juga: GWM Averaging Diklaim dapat Longgarkan Likuiditas Bank
“Dengan demikian, kredit perbankan diperkirakan tumbuh sekitar 9-10 persen (yoy) pada akhir tahun ini. Sehingga pertumbuhan ekonomi dapat tercapai di kisaran 5,1-5,2 persen,” tuturnya.
Sekadar informasi, beberapa bank yang sudah menerbitkan obligasi untuk memperkuat permodalannya beberapa bulan belakangan di antaranya adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang menerbitkan obligasi senilai Rp6 triliun pada Juni lalu.
Kemudian teranyar, obligasi milik BPD lampung senilai Rp610 miliar dan BRI Agroniaga senilai Rp500 miliar resmi dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. (*)
Editor: Paulus Yoga