Belum Mampu Rebound, IHSG Kembali Dibuka Melemah ke Level 7.297

Belum Mampu Rebound, IHSG Kembali Dibuka Melemah ke Level 7.297

Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9.00 WIB (28/3) indeks harga saham gabungan (IHSG) masih melanjutkan koreksinya ke level 7.297,25 atau melemah 0,18 persen dari level 7.310,09.

Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan IHSG hari ini, sebanyak 261,61 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 21 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp393,52 miliar.

Kemudian, tercatat terdapat 97 saham terkoreksi, sebanyak 164 saham menguat dan sebanyak 195 saham tetap tidak berubah.

Baca juga: IHSG Diprediksi Menguat Terbatas, Ini Pendukungnya

Sebelumnya, Retail Research Analyst BNI Sekuritas, Kevin Juido Hutabarat, melihat bahwa IHSG secara teknikal hari ini akan mengalami rebound tipis dari pelemahan 0,75 persen pada perdagangan kemarin (27/3).

“Melihat hal tersebut kami memprediksikan IHSG rebound tipis dengan level resistance 7.335-7.350 dan level support saat ini 7.300-7.277,” ucap Kevin dalam risetnya di Jakarta, 28 Maret 2024.

Pada perdagangan kemarin, Wall Street ditutup menguat dengan Indeks Dow Jones ditutup naik 1,22 persen menjadi 39.760,08, indeks S&P 500 menguat 0,86 persen ke 5.248,49 dan indeks Nasdaq Composite naik 0,51 persen ke 16.399,52.

Di mana, para investor masih menantikan data inflasi berikutnya dan komentar The Fed terkait dengan sinyal pada jalur tarif.

Baca juga: BEI: Ada 4 Emiten Terancam Delisting Akan Buyback Saham

Adapun, bursa Asia-Pasifik ditutup beragam dengan didominasi di zona pelemahan, di mana Indeks Nikkei 225 Jepang, Strait Times Index Singapore, dan ASX Australia kompak berada di zona hijau. Sedangkan, Hang Seng Hong Kong, KOSPI Korea Selatan dan Shanghai Composite China terkoreksi.

Para investor di Asia-Pasifik juga akan memperhatikan data inflasi Februari dari Australia, serta data laba industri di China, kedua data ini diyakini akan memberikan gambaran lebih jelas mengenai kondisi ekonomi di Asia-Pasifik serta memengaruhi sentimen pasar. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News