Jakarta – Penurunan suku bunga acuan kerap kali dianggap sebagai sinyal untuk mengatur ulang strategi investasi. Dalam situasi ini, produk-produk investasi berpendapatan tetap atau fixed income menjadi sorotan karena memberikan kepastian arus kas dan potensi keuntungan jangka menengah hingga panjang.
Salah satu instrumen yang paling mudah diakses masyarakat dalam kategori ini adalah investasi deposito, yang menawarkan bunga tetap dan jaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga batas tertentu.
Investasi fixed income adalah jenis investasi yang memberikan pendapatan tetap secara periodik kepada investor, biasanya dalam bentuk bunga atau kupon. Produk fixed income dapat berupa obligasi pemerintah, obligasi korporasi, surat utang, dan deposito berjangka.
Karakter utama dari produk ini adalah adanya kontrak atau perjanjian yang menyatakan bahwa investor akan menerima pembayaran tetap dalam jangka waktu tertentu.
Berbeda dengan investasi saham yang fluktuatif, investasi fixed income cocok bagi investor yang mengutamakan kestabilan dan prediktabilitas penghasilan. Hal ini membuatnya ideal sebagai bagian dari strategi diversifikasi portofolio, terutama bagi investor konservatif atau menjelang pensiun.
Karena memberikan arus kas tetap, instrumen ini juga sangat berguna untuk perencanaan keuangan jangka panjang, seperti pendidikan anak atau dana pensiun.
Baca juga: Obligasi Jadi Andalan Investor di Tengah Guncangan Ekonomi Global
Karakteristik Investasi Fixed Income
Merangkum berbagai sumber, ada beberapa karekteristik dari investasi fixed income. Salah satunya pendapatan tetap. Artinya, investor menerima pendapatan dalam jumlah dan periode yang telah ditentukan, biasanya berupa bunga atau kupon.
Kemudian, risiko relatif rendah. Produk ini umumnya memiliki tingkat risiko lebih rendah dibandingkan saham, terutama jika diterbitkan oleh institusi terpercaya seperti pemerintah atau bank besar.
Karakteristik lainnya adalah jangka waktu bervariasi, kepastian pengembalian pokok, dan cocok untuk diversifikasi.
Analisa Kondisi Pasar
Saat ini, Bank Indonesia dan bank sentral global lainnya cenderung mengambil kebijakan suku bunga yang lebih rendah guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan meredam tekanan inflasi.
Hal ini menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi instrumen fixed income, karena harga obligasi cenderung naik saat suku bunga turun.
Selain itu, volatilitas pasar saham dan ketidakpastian global membuat investor lebih berhati-hati dan mulai beralih ke aset yang lebih aman dan stabil. Permintaan terhadap instrumen fixed income, termasuk deposito dan obligasi, meningkat signifikan.
Perbankan juga mulai menyesuaikan suku bunga simpanan agar tetap kompetitif, sehingga menciptakan peluang bagi investor untuk mengoptimalkan keuntungan dari produk-produk fixed income yang tersedia.
Potensi Keuntungan Saat Suku Bunga Turun
Ketika suku bunga turun, nilai pasar dari instrumen fixed income seperti obligasi cenderung naik, karena kupon yang ditawarkan menjadi lebih menarik dibandingkan suku bunga baru. Hal ini memberikan potensi capital gain bagi investor yang memegang obligasi dan menjualnya di pasar sekunder.
Untuk investasi deposito, meskipun tidak memberikan capital gain, penurunan suku bunga membuat suku bunga deposito yang telah dikunci sebelumnya menjadi lebih bernilai. Artinya, jika seseorang sudah mengunci suku bunga deposito sebelum penurunan, maka mereka tetap menerima bunga yang lebih tinggi dibandingkan bunga pasar saat ini.
Selain itu, lingkungan suku bunga rendah juga mendorong investor untuk menempatkan dana dalam jangka waktu yang lebih panjang guna mempertahankan tingkat pengembalian yang stabil. Strategi ini memberikan peluang untuk memperoleh cuan maksimal dengan risiko minimal.
Deposito Berjangka Jadi Investasi Fixed Income
Deposito berjangka merupakan salah satu instrumen paling populer dalam kategori fixed income karena berbagai alasan.
1. Keamanan Tinggi
Dana yang ditempatkan dalam deposito dijamin oleh LPS hingga Rp2 miliar per nasabah per bank, selama memenuhi ketentuan bunga penjaminan dan tidak melebihi batas maksimum simpanan.
2. Pendapatan Stabil
Bunga deposito bersifat tetap selama tenor berjalan, memberikan kepastian arus kas bagi investor.
3. Fleksibilitas Tenor
Tersedia pilihan jangka waktu mulai dari 1 bulan hingga 24 bulan atau lebih, sesuai kebutuhan likuiditas investor.
4. Tidak Terpengaruh Fluktuasi Pasar
Nilai pokok deposito tidak terpengaruh oleh volatilitas pasar saham atau obligasi.
5. Kemudahan Akses
Hampir semua bank menyediakan produk deposito, dan proses pembukaan relatif mudah.
Strategi Investasi Fixed Income
Dalam berinvestasi pada instrumen fixed income, strategi yang tepat sangat penting untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko.
1. Memilih Bank yang Tepat
Pilih bank yang kredibel dan memiliki tingkat kesehatan keuangan yang baik. Bank besar dan bank pemerintah biasanya memberikan rasa aman yang lebih besar.
2. Membandingkan Suku Bunga dan Tenor
Lakukan riset terhadap suku bunga yang ditawarkan oleh berbagai bank dan sesuaikan dengan tenor yang diinginkan. Kadang, bank digital atau bank kecil menawarkan suku bunga yang lebih tinggi.
3. Mempertimbangkan Reputasi dan Keamanan Bank
Pastikan bank tempat Anda menempatkan dana adalah peserta LPS dan memiliki rekam jejak yang baik dalam hal keamanan nasabah.
4. Diversifikasi Deposito
Sebaiknya lakukan investasi deposito atau dengan membagi dana dalam berbagai tenor untuk meminimalisir risiko. Ini dikenal sebagai strategi laddering, yang memberikan fleksibilitas lebih besar dalam hal likuiditas.
5. Mengelola Risiko Investasi Deposito
Pastikan jumlah deposito Anda tidak melebihi batas penjaminan LPS dan pilih suku bunga yang masih dalam batas penjaminan agar dana Anda tetap aman.
6. Memahami Kapan Waktu yang Tepat untuk Berinvestasi
Lakukan investasi ketika tren suku bunga sedang tinggi atau sebelum penurunan suku bunga terjadi. Ini akan membantu Anda mengunci bunga yang lebih tinggi selama masa tenor. Selain itu, pantau kebijakan moneter bank sentral dan kondisi ekonomi makro sebagai panduan.
Melihat dinamika pasar saat ini, investasi pada instrumen fixed income seperti deposito berjangka menjadi solusi ideal bagi investor yang menginginkan kestabilan dan kepastian pengembalian.
Dengan strategi yang tepat serta pemilihan produk yang cermat, investor memiliki peluang besar untuk memanfaatkan tren suku bunga rendah demi mencapai tujuan finansial jangka panjang.
Nah, bagi yang tertarik investasi deposito berjangka dengan potensi keuntungan maksimal di era ini, bisa memanfaatkan kemudahan teknologi yang ditawarkan oleh aplikasi digibank by DBS, di mana nasabah dapat membuka deposito secara online, kapan pun dan di mana pun.
Baca juga: SMF Inisiasi Skema Pembiayaan RTO, Anak Muda Tanpa Slip Gaji Bisa Punya Hunian
Untuk mendukung pengambilan keputusan finansial nasabah, aplikasi digibank by DBS juga menghadirkan berbagai fitur edukatif seperti diskusi tren terkini seputar keuangan, insight finansial terkurasi, serta pembahasan sektor industri yang relevan bersama pakar.
Pengguna juga akan mendapatkan panduan finansial langsung dari advisor, notifikasi berkala, dan kesempatan mengikuti kelas edukasi keuangan yang disediakan secara berkala.
Sebagai produk unggulan, Deposito digibank by DBS menawarkan kemudahan akses dan fleksibilitas tinggi. Nasabah dapat memulai investasi hanya dari Rp1 juta dengan bunga kompetitif hingga 5 persen per tahun, serta pilihan tenor mulai dari 1, 3, 6, 9, hingga 12 bulan.
Proses pembukaan dan pemantauan deposito bisa dilakukan kapan saja lewat Aplikasi digibank, dan tentu saja, dana nasabah dijamin oleh LPS, memberikan rasa aman tambahan dalam berinvestasi. (*)