Jakarta – AXA Financial Indonesia (AFI) menegaskan kembali komitmennya terhadap aksi keberlanjutan melalui kolaborasi dengan komunitas Langit Biru Pertiwi dalam program AFI Berbagi.
Kegiatan kali ini berupa aksi bersih pantai di Pantai Tanjung Pasir, Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten. Aksi tersebut menjadi langkah awal dalam mencegah peningkatan cemaran mikroplastik akibat degradasi sampah plastik yang dapat berdampak pada kesehatan manusia.
Berdasarkan pemantauan Langit Biru Pertiwi, sampah di pesisir Pantai Tanjung Pasir bisa mencapai 400 kg setiap kali aksi bersih pantai dilakukan.
Mayoritas sampah yang ditemukan berupa plastik sekali pakai dan anorganik lain, yang diduga berasal dari sampah kiriman, aktivitas masyarakat pesisir, maupun wisatawan.
Baca juga: AXA Financial Indonesia Berbalik Untung Rp22 Miliar pada Semester I 2025, Ini Strateginya
Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) mencatat, timbunan sampah di Provinsi Banten pada 2024 mencapai sekitar 2,1 juta ton dari wilayah kota dan kabupaten.
Presiden Direktur AXA Financial Indonesia, Niharika Yadav menegaskan, program AFI Berbagi mengutamakan kegiatan volunteering karyawan sesuai DNA Grup AXA yang menjunjung budaya keberanian dan integritas.
“Kami percaya, memberdayakan karyawan dalam melakukan aksi nyata ini tidak hanya memperkuat dampak dari kegiatan, tetapi juga meningkatkan rasa kebersamaan yang lebih dalam,” ucap Kicky dalam keterangan resmi dikutip, Senin, 22 September 2025.
Baca juga: AXA Financial Ungkap 3 Tantangan Besar Implementasi IFRS 17
Melalui aksi bersih pantai ini, karyawan AFI diajak untuk berkontribusi menjaga lingkungan, mengurangi risiko bencana alam, melindungi ekosistem, serta menciptakan masa depan yang lebih aman, sehat, dan berkelanjutan bagi semua.
Program AFI Berbagi 2025 akan berlangsung dalam empat tahap kegiatan bersih pantai. Tahap awal dimulai di pesisir Pantai Tanjung Pasir, Tangerang.
Adapun, inisiatif ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan dengan tiga fokus utama, yakni iklim dan keanekaragaman hayati, peningkatan sosial masyarakat, dan pencegahan risiko. (*)
Editor: Yulian Saputra









