Beban Bunga Melonjak, Laba Bank SulutGo Turun 10,35 Persen di 2024

Beban Bunga Melonjak, Laba Bank SulutGo Turun 10,35 Persen di 2024

Jakarta – Kinerja keuangan Bank SulutGo (BSG) mengalami tekanan pada 2024, terutama dari sisi profitabilitas. Mengutip laporan keuangan publikasi BSG yang dirilis 14 Februari 2025, laba bersih bank yang dipimpin Revino M. Pepah sebagai direktur utama ini turun 10,35 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp224,12 miliar dari Rp250,01 miliar pada 2023.

Penurunan laba ini terutama disebabkan oleh meningkatnya beban bunga, yang naik signifikan sebesar 25,15 persen dari Rp830,18 miliar menjadi Rp1,03 triliun. Sementara pendapatan bunga tercatat hanya tumbuh 6,54 persen menjadi Rp2,32 triliun.

Alhasil, pendapatan bunga bersih BSG mengalami kontraksi 4,93 persen menjadi Rp1,28 triliun. Hal ini turut berkontribusi pada penurunan net interest margin (NIM) dari 7,71 persen menjadi 6,68 persen, yang menunjukkan tekanan pada efisiensi bank dalam mengelola aset produktifnya.

Selain itu, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) meningkat dari 82,57 persen menjadi 85,32 persen. BOPO yang naik menunjukkan bahwa efisiensi operasional bank sedikit mengalami tekanan.

Baca juga: Duh! Laba Bank Jateng Anjlok 19,92 Persen di 2024 jadi Rp1,27 Triliun

Lebih jauh, kinerja dana pihak ketiga (DPK) bank kebanggaan masyarakat Sulawesi Utara dan Gorontalo ini juga mengalami kontraksi 3,07 persen yoy menjadi Rp15,04 triliun. Penurunan ini berbanding terbalik dengan pertumbuhan DPK industri perbankan yang masih mencatat kenaikan 4,48 persen di 2024, menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Kinerja DPK BSG, jika diperinci, giro mengalami penurunan paling tajam sebesar 39,84 persen, sedangkan tabungan turun 1,70 persen. Hanya deposito yang mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 2,88 persen.

Sejurus dengan itu, penurunan giro dan tabungan berdampak pada melemahnya rasio dana murah terhadap DPK BSG, yang turun dari 29,93 persen menjadi 25,63 persen. Hal ini menandakan porsi dana mahal dalam struktur pendanaan BSG meningkat, yang berkontribusi terhadap kenaikan beban bunga dan menekan profitabilitas.

Sementara itu, rasio loan to deposit ratio (LDR) meningkat signifikan dari 95,71 persen menjadi 107,26 persen, jauh di atas batas ideal 78 – 92 persen. Ini menunjukkan bahwa likuiditas bank cenderung makin ketat.

Baca juga: Laba Bank Mega Amblas 25,05 Persen jadi Rp2,63 Triliun pada 2024

Di sisi lain, kredit yang disalurkan BSG tetap tumbuh sebesar 8,62 persen menjadi Rp16,13 triliun, meskipun masih di bawah pertumbuhan industri yang tercatat 10,93 persen. Pertumbuhan kredit ini menunjukkan komitmen BSG dalam mendorong perekonomian daerah.

Kredit yang tumbuh diikuti dengan kualitas kredit yang menunjukkan perbaikan. Rasio non performing loan (NPL) net BSG turun dari 1,61 persen menjadi 1,32 persen, sementara NPL gross turun dari 2,70 persen menjadi 2,41 persen. Rasio ini jauh di bawah batas aman yang ditetapkan regulator sebesar 5 persen, menandakan kualitas kredit BSG tetap terjaga dengan baik.

Di tengah tantangan profitabilitas, total aset BSG masih mengalami kenaikan sebesar 1,24 persen menjadi Rp21,12 triliun. Kenaikan ini menunjukkan bahwa bank yang 23,58 persen sahamnya dimiliki Mega Corpora ini tetap mampu mengembangkan portofolionya meskipun menghadapi tekanan pada sisi pendapatan bunga dan efisiensi operasional. (*) Ari Nugroho

Related Posts

Top News

News Update