Jakarta — Direktur Utama PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah), John Kosasih menanggapi positif rencana Bank Indonesia (BI) yang akan memperluas GWM Averaging untuk perbankan syariah. John mengatakan, GWM Averaging di 1,5 persen merupakan hal yang wajar karena menurutnya bank secara rata-rata bisa menjaga kebutuhan likuiditasnya.
“Memang saat ini di perbankan syariah FDR-nya (rasio pembiayaan terhadap DPK) tinggi. Meskipun demikian kita tetap harus melihat posisi modalnya. Kalau modalnya tinggi tidak masalah FDR-nya tinggi. Pemenuhan terkait 5 persen ini tetap ada,” ujarnya saat mengahadiri Pertemuan Tahunan BI 2017 di Jakarta, Selasa malam, 28 November 2017.
Rencana pengembangan GWM untuk bank syariah ini disampaikan Gubernur BI Agus DW Martowardojo pada paparannya di Pertemuan Tahunan BI 2017. Agus mengatakan, penerapan GWM Averaging untuk perbankan syariah ini guna memberikan fleksibilitas kepada bank dalam mengelola likuiditasnya.
Porsi 1,5 persen dari total GWM-Primer yang hanya dihitung secara rata-rata dan setiap akhir pekan ini, diharap dapat dialirkan oleh bank untuk membeli surat utang di pasar atau meminjamkannya ke bank-bank kecil di pasar uang antarbank (PUAB). (Bersambung ke halaman berikutnya)