Jakarta – PT Bank Central Asia (BCA) merubah target pertumbuhan kredit naik dobel digit yaitu dari 8% menjadi 10%. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmaja mengatakan, pihaknya optimis untuk meningkatkan kredit yang akan dapat membantu pemulihan ekonomi Indonesia, khsusunya pasca pandemi.
“Kemungkinan-kemungkinan untuk meningkatkan kredit itu potensinya cukup besar dan kita harapkan bahwa ini akan terus membantu recovery ekonomi Indonesia khususnya yang terkena pada saat Covid. Meskipun sekarang yang kita hadapi adalah kenaikan harga bahan baku perusahaan itu meningkat, sehingga kalau tidak bisa menjual atau daya beli masyarakat belum bisa meng-absorb, maka profitabilitas perusahaan akan berkurang,” jelas Jahja, Rabu, 27 Juli 2022.
Ia melihat, bahwa untuk permasalah Covid-19 sebenarnya sudah terkendali. Namun, ketidakpastian global menjadi tantangan baru yang dihadapi, mislanya kenaikan harga minyak dan kenaiakan biaya logistik.
Pihaknya juga optimis pertumbuhan kredit akan terealisasi di paruh kedua 2022. Ditandai dengan mobilitas masyarakat yang sudah kembali normal serta permintaan akan pembelian barang dan jasa meningkat.
“Kredit modal kerja dan kredit investasi mulai meningkat, dan dari segi konsumen kita lihat permintaan untuk KKB (kredit kendaraan bermotor) mulai baik, untuk KPR (Kredit Perumahan Rakyat) juga meningkat. Jadi ini membuktikan bahwa Indonesia secara ekonomi mulai kembali normal sebelum Covid,” ungkapnya. (*) Irawati