Jakarta – Dalam melaksanakan elektronikfikasi gardu tol pada 31 Oktober 2017 mendatang, pihak perbankan terus mengejar persiapan infrastuktur guna menyukseskan program tersebut. Hal tersebut juga dilakukan oleh PT Bank Central Asia Tbk (BCA), yang terus mengejar persiapan infrastuktur di setiap gardu tol.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, pihaknya masih perlu menyelesaikan infrastuktur mesin electronic data capture (EDC) di gardu tol guna mendukung kelancaran pembayaran tol menggunakan Kartu BCA Flazz yang notabene adalah uang elektronik keluaran perseroann.
“Itu mesti didatangi satu-satu sama tim. Diubah-ubah mesinnya, sama tim di-inject lagi, baru jalan. Jadi bukan dipencet langsung jalan semua, enggak. Mesti didatangi satu-satu,” ungkap Jahja saat ditemui di Indonesia Banking Expo (IBEX) 2017 di Jakarta, Selasa, 19 September 2017.
Baca juga: Soal e-Money, BCA Biasa Tekor Rp80 Miliar
Selain itu, pihaknya mengaku belum begitu gencar mempromosikan uang elektronik produksi BCA (Flazz) untuk digunakan membayar tol, karena masih banyaknya gardu tol yang belum melayani pembayaran melalui Flazz.
“Kita siap. Flazz sudah bisa, tapi kita belum berani untuk promo, karena belum semua gate (gerbang tol) bisa menggunakan Flazz. Karena baru ada 35 gate kalau enggak salah. Jadi belum semua,” kata Jahja.
Jahja menyebut, pihaknya sendiri telah mengalokasikan dana untuk uang elektronik BCA berupa Flazz yang mencapai Rp80 miliar tiap tahunnya. Dana tersebut termasuk untuk pemeliharaan (maintanance) mesin EDC. (*)
Editor: Paulus Yoga