Jakarta– PT Bank Central Asia, Tbk (BCA) tengah mempertimbangkan untuk ikut terlibat dalam penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). BCA bahkan menghitung kesiapan dananya untuk ikut porgram Pemerintah itu bisa mencapai Rp2 triliun.
“Kalau funding sih kita ada saja. Justru ngelepasnya yang pusing, sementara saya pikir kemampuan sekitar Rp2 triliun,” kata Presiden Direktur BCA ,Jahja Setiaatmadja di Gedung BEI, Jumat 29 Januari 2016.
Jahja mengatakan, jika diperbolehkan terlibat, BCA akan menggunakan sistem chaneling ke bank lain. Pasalnya, penyaluran KUR melalui jaringan sendiri membutuhkan kesiapan infrastruktur.
“Kita belum ada infrastruktur. Jadi kalau boleh kita ikut KUR dalam bentuk channeling, ini kita lagi propose, karena bagi kita yang penting hasilnya ada seperti BPR, BPD, terutama BPR, likuditasnya kan gak sebesar bank besar, lalu cost-nya kan mereka juga mahal, kalau kita kan cost-nya murah, tapi kalau kita kelemahannya ga ada infrastruktur, jadi kita kerjasama, kita dapatkan KUR itu lalu kita channeling ke BPR,” kata Jahja.
Bahkan menurutnya, BCA telah membicarakan soal kesiapannya itu dengan bank penyalur KUR terbesar di Indonesia yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI).”Bahkan kita sudah sampaikan ke BRI, BRI kalau mau kerjasama ga apa-apa, kita sediakan funding. Funding-nya ada mereka bisa jalan. Buat saya yang penting hasil akhirnya,” tukas Jahja.
Seperti diketahui, Pemerintah mendorong keterlibatan lebih banyak bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan membuka kesempatan bagi lembaga keuangan non bank untuk menyalurkan KUR tahun ini. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) mencatat, ada 10 bank swasta dan 11 bank pembangunan daerah masih dievaluasi oleh OJK terkait kelayakan bank-bank itu dalam menyalurkan KUR. Bank-bank tersebut harus memenuhi dua kriteria yaitu rasio kredit bermasalah (NPL) usaha mikro dan kecil harus di bawah 5% dan portofolio kredit usaha mikro kecil di atas 5%.(*) Ria Martati