Bali – Bank Indonesia (BI) menginisiasi kolaborasi antar 5 bank sentral negara ASEAN untuk merealisasikan transaksi lintas negara (cross border payment) berlandaskan local currency settlement (LCS). Komitmen antara Indonesia, Singapura, Thailand, Malaysia, dan Filipina tersebut menjadi langkah awal membangun ASEAN payment connectivity.
Bank Indonesia mengungkap alasan kenapa baru 5 negara yang berkomitmen merealisasikan cross border payment tersebut. Kesiapan infrastruktur yang berbeda-beda dari setiap negara menjadi alasan utama kolaborasi ini tidak melibatkan semua negara ASEAN. Kelima negara ini dinilai paling siap infrastrukturnya, termasuk sudah memiliki fast payment. Ke depan, insiatif ini diharapkan diperluas ke regional ASEAN, bahkan global.
Saat ini, Indonesia sudah melakukan piloting transaksi lintas negara menggunakan QR Code dan fast payment dengan Malaysia dan Thailand. Dalam waktu dekat, akan dilakukan kolaborasi dengan Singapura dan Filipina.
“Tentu berpotensi dengan negara-negara lain. Sekarang penjajakan, mapping kebutuhan. Sistem yang ada di negara masing-masing. Dalam waktu dekat dengan Singapura dan Filipina. Dalam kerja sama QR Code ini, banyak aspek-aspek yang perlu kita mapping, terkait kesiapan infrastruktur dan masing-masing industri. Kita juga melihat perusahaan switching mana yang sudah siap, aksesibilitasnya bagaimana,” papar Fitria Irmi Triswati, Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia dalam taklimat media yang digelar di Nusa Dua, Bali, Kamis, 14 Juli 2022.
Penerapan cross border payment dengan local currency statement ini diharapkan berkontribusi pada peningkatan ekonomi, termasuk membantu sektor pariwisata dan UMKM. Dengan menggunakan sistem pembayaran ini, biaya transaksi akan menjadi lebih murah karena tidak terkena double kurs. Prosesnya pun diklaim bisa lebih cepat dan aman. (*) Ari Astriawan