Bank Neo Commerce Mau Gelar RUPSLB 16 Oktober 2025, Rombak Pengurus?

Bank Neo Commerce Mau Gelar RUPSLB 16 Oktober 2025, Rombak Pengurus?

Poin Penting

  • RUPSLB BNC akan digelar pada Kamis, 16 Oktober 2025.
  • Agenda utama RUPSLB BNC adalah perubahan susunan direksi dan dewan komisaris sesuai ketentuan UU PT dan OJK.
  • Kinerja keuangan semester I 2025 positif, laba bersih Rp276,05 miliar (berbalik dari rugi tahun lalu).

Jakarta – PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) bakal menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis, 16 Oktober 2025.

Mengutip laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis, 25 September 2025, agenda utama rapat tersebut adalah membahas perubahan susunan pengurus perseroan.

Mengacu pada Pasal 94 ayat (1) dan Pasal 111 ayat (1) UU Perseroan Terbatas serta ketentuan OJK Nomor 33/POJK.04/2014, keputusan perubahan susunan direksi dan dewan komisaris wajib ditetapkan melalui RUPS.

“Rapat akan berlangsung di Kantor Perseroan, Gedung Pacific Century Place lantai 23, Kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, mulai pukul 14.00 WIB hingga selesai,” tulis manajemen BNC.

Baca juga: Siap-siap! Ada Pengumuman Penting dari BTN pada 18 November 2025

Adapun pemegang saham yang berhak hadir atau memberikan kuasa tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan per 23 September 2025 hingga pukul 16.00 WIB, atau pemilik saham pada sub rekening efek di penitipan kolektif KSEI pada penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia di tanggal yang sama.

Langkah bank dengan kode saham BBYB ini akan menjadi sorotan pasar, mengingat perubahan komposisi pengurus kerap menjadi sinyal arah baru strategi bisnis.

Investor pun akan menunggu, apakah RUPSLB ini akan menjadi momentum penting untuk memperkuat positioning BNC dalam persaingan ketat bank digital di Tanah Air.

Kinerja Terbaru BNC

Hingga semester I 2025, BNC mencatatkan kinerja positif dengan mengantongi laba bersih Rp276,05 miliar, berbalik tajam dari rugi bersih Rp6,16 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Peningkatan laba BNC didorong oleh peningkatan efisiensi operasional. Ini tercermin dari penurunan rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) menjadi 84,81 persen di semester I 2025, dari 100,27 persen di posisi yang sama di tahun sebelumnya.

Sementara itu, rasio Cost to Income (CIR) juga menunjukkan perbaikan menjadi 29,95 persen dari sebelumnya 32,04 persen.

Sementara mesin intermediasi BNC sedikit mengalami tekanan. Realisasi penyaluran kredit dari Rp9,02 triliun menjadi Rp8,09 triliun atau terkoreksi sebesar 10,3 persen yoy.

Meski demikian, kualitas kredit menunjukkan perbaikan yang baik. Rasio kredit bermasalah (NPL) gross turun dari 3,88 persen pada Juni 2024 menjadi 3,10 persen di Juni 2025, dan NPL net turun dari 1,28 persen menjadi 0,32 persen.

Baca juga: Bank Neo Commerce Bagikan 5 Langkah Praktis Cegah Serangan Siber

Adapun komposisi Dana Pihak Ketiga (DPK) menunjukkan tren positif yang ditandai dengan pertumbuhan giro yang meningkat sebesar 44,7 persen yoy dari Rp474,77 miliar menjadi Rp686,97 miliar.

Secara total, DPK sedikit terkoreksi dari Rp14,76 triliun di akhir Juni tahun lalu, menjadi Rp13,33 triliun di akhir pertengahan tahun ini.

Sementara modal inti dan ekuitas juga terus tumbuh, masing-masing menjadi Rp3,67 triliun dan Rp3,89 triliun di Juni 2025, menunjukkan posisi permodalan bank yang semakin kuat. (*)

Related Posts

News Update

Netizen +62