Jakarta – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) berencana membangun sebuah kota hijau di tengah Ibukota. Pembangunan proyek yang dinamai Kota Peruri itu, diperkirakan memakan anggaran senilai Rp150 miliar.
“Diperkirakan lebih dari Rp150 miliar total investasi hingga rampung pada tahun 2025,” kata Direktur Utama Peruri Dwina Septiani Wijaya, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (13/10).
Menurutnya, untuk tahap awal proyek Kota Peruri dimulai dari pembangunan Urban Park atau Taman Kota Peruri. Hal ini menjawab kebutuhan masyarakat akan ruang terbuka hijau di tengah kota Jakarta Selatan.
Taman Kota Peruri menyumbang sebagian besar ruang terbuka hijau dengan total keseluruhan seluas 1,08 hektare yang akan menjadi salah satu sumber penghijauan di tengah Jakarta Selatan.
Adapun nilai investasi yang digelontorkan untuk proyek Taman Kota Peruri senilai Rp40 miliar yang berasal dari kocek internal perusahaan. Tak menutup kemungkinan, pihaknya akan menggaet para investor luar.
“Investasi awal Rp40 miliar untuk tahun depan. Jumlah tersebut tiap tahunnya akan bertambah. Adapun untuk peluang kerja sama investor tentu saja ada,” jelasnya.
Ia menjelaskan, selain membangun kota hijau, Kota Peruri ke depannya akan menjadi pusat aktivitas yang mendorong pengunjungnya untuk menggunakan transportasi publik guna mendukung pengurangan emisi.
Sebab, Kota Peruri memiliki lokasi yang sangat strategis dikelilingi dengan beberapa fasilitas public transportation, di antaranya Terminal Bus Blok M, Halte Bus Transjakarta dan Stasiun MRT, sehingga menjadikan kawasan ini masuk ke dalam kawasan TOD (Transit Oriented Development).
Dalam masterplan Kota Peruri sendiri, kota hijau ini dibangun menjadi sebuah kawasan terintegrasi yang terdiri dari 7 zona aktivitas yaitu Peruri Office, Heritage Fine Dining and Resto, Urban Park, Art and Creative Gallery, Food and Beverage, MICE dan Commercial Office dengan mengusung 4 (empat) prinsip perencanaan yaitu inklusif, dinamis, otentik, dan adaptive-reuse.
Kota Peruri akan menjadi wajah baru dengan mengusung konsep pembangunan yang tidak masif melalui low density dan low rise development, serta tetap membawa pelestarian nilai-nilai cagar budaya di antara konsep bangunan modern.
“Kami akan memulai pembangunan Kota Peruri, tidak dari peletakan batu pertama melainkan penanaman pohon di Kota Peruri yang akan menjadikan ex kawasan industri ini memberikan 1,08 hektar area penghijauan serta wadah yang lebih luas bagi kegiatan kreatif warga kota Jakarta,” pungkasnya. (*)
Editor: Galih Pratama