Jakarta – PT Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP), emiten yang bergerak di bidang properti pada hari ini (6/6) telah menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2023, yang di antaranya membahas terkait penggunaan laba bersih dan rencana stock split saham.
Direktur PUDP, Toto Sasetyo Dwi Budi Listyanto, mengatakan bahwa, para pemegang saham menyetujui untuk melakukan pembagian dividen tunai sebanyak Rp3,29 miliar, dengan nominal Rp10 per saham kepada 329.560.000 saham. Dividen tunai tersebut berasal dari laba bersih 2023 yang tercatat Rp367,04 miliar dan retained earning (RE) yang belum dibagikan.
“Jadi kita punya RE atau saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya itu Rp374 miliar per tahun buku 2023, nanti akan diambil kurang lebih Rp2,92 miliar untuk dibagikan dividen di 2023, pembagian dividen tahun 2023 itu nanti tanggal 7 juni 2024,” ucap Toto dalam Paparan Publik di Jakarta, 6 Juni 2024.
Baca juga: Gaduh Soal Iuran Tapera, Begini Tanggapan Emiten Properti
Selain itu, PUDP sebagai emiten yang bergerak di bidang properti real estate, konstruksi, dan sewa ruang atau apartemen juga melakukan stock split saham menjadi 1:2, di mana nilai nominal saham menjadi Rp250 dari Rp500.
“Sementara kita disetujui stock split 1:2 nanti nilai nominalnya Rp500 menjadi Rp250 itu di tanggal 4 juli 2024, jadi saham sudah pecah menjadi dua,” imbuhnya.
Aksi stock split saham tersebut juga dilakukan untuk memenuhi syarat dari Bursa Efek Indonesia (BEI), karena saham PUDP sendiri saat ini masih disuspensi dan masuk ke dalam papan pemantauan khusus.
“Yang belum terpenuhi yaitu 50 juta lembar free float di bursa sementara kita (PUDP) free float di bursanya baru 30 juta makanya di RUPSLB hari ini kita mengajukan stock split 1:2 harapannya yang di 30 juta ini jadi 60 juta,” ujar Toto.
Baca juga: Gaduh Soal Iuran Tapera, Begini Tanggapan Emiten Properti
Sementara dua syarat lainnya, seperti jumlah pemegang saham free float minimum sebanyak 300 pemegang saham dan 7,5 persen saham yang dimiliki masyarakat atau free float telah dipenuhi.
“Sehingga kita memenuhi tiga syarat maka nanti perdagangan saham akan dibuka setelah 4 Juli 2024, karena kita ada 1.200 pemegang saham, 7,5 persennya juga sudah terpenuhi, 50 juta juga sudah terpenuhi karena kita menjadi 60 juta,” tambahnya. (*)
Editor: Galih Pratama