Jakarta – Badai PHK terus terjadi di perusahaan teknologi sepanjang tahun 2023. Nama-nama besar seperti Google, Amazon, Microsoft, Facebook, Yahoo, dan Zoom, termasuk diantara perusahaan yang melakukan PHK.
Berdasarkan data Layoffs.fyi, tercatat ada ada 1.076 perusahaan teknologi global yang melakukan PHK dengan total 245.450 karyawan.
Bahkan, sejak awal tahun 2024 saja, lebih dari 7.500 PHK terjadi di sektor ini. Tentu saja, ini menjadi sebuah fenomena yang diharapkan banyak orang akan berhenti setelah PHK besar-besaran pada tahun 2023.
Lantas, apakah tren PHK akan kembali terjadi di tahun 2024 ditengah penggunaan teknologi AI?
Seiring dengan dimulainya musim pendapatan perusahaan teknologi besar di AS pekan ini, beberapa analis memperkirakan angka-angkanya akan kuat.
BCA juga: Fokus Kembangkan AI, Google PHK Ratusan Karyawan
Berdasarkan laporan The Guardian, hasil keuangan triwulan menunjukan bahwa industri ini telah menghilangkan perekrutan karyawan secara besar sejak era pandemi.
Perusahaan juga harus melakukan reorganisasi karena imbas penggunaan teknologi AI sehingga memerlukan pemangkasan biaya di sektor-sektor yang prospeknya kurang cerah.
Para analis menilai, saat ini perusahaan teknologi berada di awal pasar teknologi yang tengah naik daun.
Seperti diketahui, sejak awal tahun 2023, Google telah memberhentikan lebih dari 1.000 karyawan di bidang perangkat keras, penjualan iklan, penelusuran, belanja, peta, kebijakan, teknik inti, Asisten Google, dan YouTube.
Pemangkasan ini lebih sedikit terjadi dibandingkan dengan bulan Januari tahun lalu, ketika Kepala Eksekutif Google Sundar Pichai mengumumkan PHK terhadap 12.000 pekerja. Namun, ia telah memperingatkan akan adanya PHK lebih lanjut di masa depan.
Dalam memo internal pekan lalu, Pichai mengatakan kepada karyawannya bahwa Alphabet akan menghapus beberapa bagian untuk menyederhanakan eksekusi dan mendorong kecepatan di beberapa area.
“Kami memiliki tujuan yang ambisius dan akan berinvestasi pada prioritas besar kami tahun ini,” kata Pichai dalam memo yang diperoleh The Verge.
“Kenyataannya adalah untuk menciptakan kapasitas investasi ini, kita harus membuat pilihan yang sulit,” tambahnya.
Namun pengurangan tersebut kata dia tidak akan sebesar pengurangan tahun lalu, dan tidak akan mempengaruhi setiap tim.
Adapun Amazon juga mengumumkan pemutusan hubungan kerja baru yang berdampak pada ratusan karyawan divisi Prime Video dan studio Amazon MGM.
Hal ini sebagai bagian dari kemunduran akibat belanja hiburan yang berlebihan dan fokus kembali pada prioritas inti seperti logistik belanja online dan prioritas baru seperti AI.
Di Meta, di mana lebih dari 20.000 lapangan kerja di PHK pada tahun lalu, pemangkasan departemen tampaknya melambat di tahun 2024.
“Revolusi AI tidak hanya akan memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang diuntungkan, tetapi juga perusahaan-perusahaan yang berada di pihak yang dirugikan, sehingga mereka harus memangkas biaya di bidang-bidang yang tidak menghasilkan pendapatan dan menggandakan penggunaan AI,” tambahnya.
Baca juga: PHK 11 Ribu Karyawan Selama 2023, Microsoft Cetak Rekor Sejarah Perusahaan
“Ini lebih merupakan realokasi dibandingkan hal lainnya, karena 95% pemotongan biaya dilakukan melalui kaca spion. Namun pihak yang kuat akan menjadi lebih kuat dan pihak yang lebih lemah akan terekspos,” ungkapnya.
Pekan lalu, Analis Sekuritas Bank of America Wamsi Mohan memberikan gambaran optimis mengenai tahun Apple di 2024. Hal ini melihat potensi siklus peningkatan iPhone multi-tahun yang lebih kuat yang dapat terjadi dalam antisipasi fitur AI.
Menurut Ives, peningkatan permintaan terhadap perangkat lunak perusahaan dan keamanan siber, serta peningkatan permintaan pada proyek-proyek besar AI, akan menjadi berita utama pada musim laporan keuangan ini, dan akan terus berlanjut seiring dengan semakin kuatnya momentum revolusi AI.
“Peralihan ke cloud dan AI berdampak besar pada teknologi, termasuk realokasi pekerjaan dan banyak perubahan pada Apple dan Google,” pungkasnya. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra