Jakarta – Pada pembukaan perdagangan pagi ini pukul 9:00 WIB, Jumat, 1 November 2024, indeks harga saham gabungan (IHSG) berbalik dibuka merosot ke level 7.568,06 atau turun 0,08 persen dari level 7.574,01.
Berdasarkan statistik RTI Business pada perdagangan hari ini, sebanyak 349,40 juta saham diperdagangkan, dengan frekuensi perpindahan tangan sebanyak 16 ribu kali, serta total nilai transaksi tercatat mencapai Rp244,33 miliar.
Kemudian tercatat terdapat 106 saham terkoreksi, sebanyak 106 saham menguat dan sebanyak 176 saham tetap tidak berubah.
Baca juga: IHSG Diprediksi Menguat Terbatas, Cermati Sentimen Berikut
Sebelumnya, Head of Research Retail BNI Sekuritas, Fanny Suherman, mengatakan bahwa IHSG hari ini berpotensi bergerak sideways cenderung melemah menunggu data inflasi Indonesia dan unemployment Amerika Serikat (AS) hari ini.
“Dengan level support IHSG 7.475-7.520 dan level resistance IHSG 7.600-7.630,” ucap Fanny dalam risetnya di Jakarta, Jumat, 1 November 2024.
Indeks-indeks Wall Street melemah perdagangan kemarin, setelah laporan keuangan kuartalan dari raksasa teknologi menunjukkan hasil yang mengecewakan, dengan indeks S&P 500 berkurang 1,86 persen ke level 5.705,45, Nasdaq Composite merendah 2,76 persen menjadi 18.095,15 dan Dow Jones Industrial Average turun 0,9 persen menjadi 41.763,46.
Baca juga: Lanjut Menguat, IHSG Sesi I Ditutup Hijau di Level 7.583
Data AS terbaru menunjukkan indeks PCE mencatat inflasi YoY sebesar 2,1 persen pada September, sesuai dengan perkiraan dan mendekati target 2 persen yang ditetapkan The Fed.
Pembacaan PCE, bersama dengan laporan payroll dan data pengangguran Oktober pada Jumat, 1 November 2024, akan menjadi bahan pertimbangan dalam keputusan suku bunga The Fed pada 7 November 2024.
Adapun dari bursa saham Asia-Pasifik mayoritas melemah pada perdagangan kemarin, setelah keputusan suku bunga Bank of Japan (BoJ) dan angka aktivitas bisnis utama dari China.
BoJ mempertahankan suku bunga acuan setelah meningkatnya ketidakpastian mengenai prospek perekonomian dan stabilitas pemerintah setelah hasil pemilu terburuk koalisi yang berkuasa sejak tahun 2009.
Sementara di China, Biro Statistik Nasional mengungkapkan PMI manufaktur sebesar 50,1 yang memicu pasar saham China CSI300 dan Shanghai Composite masing-masing naik 0,04 persen dan 0,42 persen.
Sedangkan Indeks Nikkei 225 Jepang turun 0,50 persen dan indeks Topix melemah 0,30 persen. Di Korea Selatan, indeks Kospi menurun 1,45 persen, indeks Kosdaq naik 0,66 persen. (*)
Editor: Yulian Saputra