MINIMNYA kesadaran akan manajemen risiko acap kali membuat sulitnya penetrasi asuransi di Indonesia. Perlu pendekatan subyektif hingga timbul kesadaran untuk mengajukan asuransi sebagai salah satu jaminan kesehatan di masa yang akan datang. Hal ini dikarenakan pola pikir masyarakat di Indonesia yang masih berat mengeluarkan biaya premi untuk sesuatu yang belum tentu terjadi. Terlebih jika produk asuransi kesehatan yang digunakan adalah asuransi murni, bukan tipe unit-linked yang dapat sekaligus digunakan untuk investasi jangka panjang.
Sebagai bentuk asuransi murni, sudah jelas tidak akan memberikan return bagi nasabahnya. Asuransi murni hanya akan memberikan pertanggungan bilamana nasabahnya mengalami sakit atau musibah. Terlepas dari hal tersebut, terkadang pihak asuransi memberikan ‘No Claim Bonus’ alias potongan premi untuk perpanjangan asuransi yang Anda miliki untuk periode berikutnya. Hal inilah yang sering kali memberatkan masyarakat Indonesia yang masih berpikiran tradisional lantaran selalu mengharapkan return secara tunai bukan berupa manfaat. Walaupun sekarang ini sudah ada portal asuransi online cermati.com, tetap saja ada yang berpikir asuransi memberikan kerugian untuk mereka. Padahal jika Anda sakit bisa jadi uang membayar rumah sakit jauh lebih besar di banding premi bulanan yang Anda bayarkan.
Menyisihkan Dana Untuk Asuransi Kesehatan
Artikel kali ini Kita akan mebahas mengenai penggunaan asuransi kesehatan sebagai tabungan atau investasi yang wajib Anda ketahui sebelum memasang stigma negatif terhadap asuransi. Pertama, Kita akan menghitung terlebih dahulu besaran dana yang dapat Anda hemat dan dapat Anda alokasikan untuk premi asuransi kesehatan sebagai salah satu jaminan masa depan Anda.
Pertama, Anda pastinya telah memilah milah pengeluaran usai menerima gaji bukan? Baik untuk kebutuhan primer berupa makan, sandang, maupun papan dan transportasi yang kini semakin dibutuhkan untuk menunjang mobilitas dalam bekerja. Tak ketinggalan pun Anda pastinya telah menyiapkan dana untuk bersenang senang bukan? Misal, untuk belanja, makan di restauran, ngopi di kafe, atau pun nonton di akhir pekan.
Ilustrasi pertama, katakanlah Anda memiliki asuransi kesehatan dari Prudential atau Commonwealth dengan besaran premi Rp1.000.000 per bulannya. Jika diakumulasikan dalam jangka waktu setahun, total pengeluaran premi Anda adalah sebesar Rp12.000.000. Misal, Anda sewaktu waktu sakit dan terpaksa harus dilakukan opname, kebetulan Anda sudah memiliki asuransi yang dibayar setiap bulan dengan premi sebesar Rp1.000.000. (Bersambung ke halaman berikutnya)
Page: 1 2
Jakarta - Masyarakat perlu bersiap menghadapi kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025. Salah… Read More
Jakarta - Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Kemenkraf/Bekraf) memproyeksikan tiga tren ekonomi kreatif pada 2025. … Read More
Jakarta - Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan bahwa sejumlah barang dan jasa, seperti… Read More
Jakarta - Pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia Paus Fransiskus kembali mengecam serangan militer Israel di jalur… Read More
Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik dibukan naik 0,98 persen ke level 7.052,02… Read More
Jakarta – Pengamat Pasar Uang, Ariston Tjendra, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN)… Read More