Jakarta – Untuk mendukung kelancaran kegiatan percetakan uang rupiah Republik Indonesia dan produk sekuriti lainnya, PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) dan Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (PERURI) teken Surat Perjanjian Kerjasama. PT Askrindo mengukuhkan langkahnya dengan menyediakan berbagai produk asuransi umum bagi PERURI.
Askrindo mengcover penutupan Aset PERURI antara lain Property All Risks (PAR), Asuransi Gempa Bumi (Earthquake) dan Asuransi Kendaraan Bermotor (Motor Vehicle). Adapun objek-objek pertanggungan meliputi aset Bangunan dan Infrastruktur, Mesin, Peralatan, Persediaan, Barang Setengah Jadi (work in process), Produk Jadi, dan Kendaraan Bermotor.
Perjanjian kerjasama sebelumnya telah ditandatangani dan diwakili oleh Liston Simanjuntak, Direktur Keuangan yang pada saat itu merangkap sebagai Plt Direktur Utama Askrindo dengan Rezi Syahputra selaku Pelaksana Operasional Harian Kepala Divisi Pengadaan dan Fasilitas Umum PERURI.
Baca juga: Bos OJK: Pinjol Ilegal hingga Judi Online ‘Anak Haram’ Keuangan Digital
Fankar Umran, Direktur Utama Askrindo, mengatakan proteksi asset PERURI adalah salah satu wujud sinergi BUMN yang saling memberikan benefit.
“Dengan proteksi asset ini, Askrindo memberikan rasa aman pada asset bagi manajemen perusahaan atas risiko-risiko yang tidak terduga lainnya yang berakibat kerugian pada PERURI,” jelas Fankar dalam keterangan resminya, 25 Juni 2024.
Fankar menambahkan, Asuransi Umum merupakan salah satu target Askrindo di tahun 2024. “Dengan kolaborasi strategis ini diharapkan tidak hanya memberikan rasa aman terhadap risiko, tetapi juga memperkuat kepercayaan nasabah terhadap layanan kami,” ungkap Fankar.
Baca juga: OJK Hadapi Dua Tantangan Besar di Industri Asuransi, Apa Saja?
Potensi Asuransi Umum masih sangat luas, Askrindo akan terus mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian kondisi perekonomian global.
Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui premi industri asuransi umum pada kuartal I tahun 2024 mengalami pertumbuhan sebesar 26,1 persen atau 32,7 triliun secara year-on-year. (*)
Editor: Galih Pratama