Jakarta – Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) melihat pada tahun 2023 ini perkembangan transaksi aset kripto di 2023 masih mengalami tantangan yang luar biasa, hal tersebut dilihat dari adanya kecenderungan penurunan popularitas.
Plt. Kepala Bappebti, Didid Noordiatmoko, menyatakan bahwa dengan kejadian yang seperti itu perkembangan aset kripto masih sulit untuk rebound meskipun masih memiliki potensi untuk tumbuh.
“Kemungkinan tidak turun lebih parah atau turunnya masih sedikit lagi tetapi reboundnya kembalinya belum secara cepat di 2023 masih menghadapi tantangan yang luar biasa,” ucap Didid di Jakarta, 4 Januari 2023.
Berdasarkan data yang diolah Bappebti, pelanggan yang terdaftar di asset kripto hingga November 2022 mencapai 16,55 juta pelanggan dari 11,2 juta pelanggan di 2021 atau meningkat 47,77%, hal ini berbanding terbalik dengan total nilai transaksi asset kripto itu sendiri.
“Kalau kita lihat transaksi asset kripto di 2022 dibandingkan dengan 2021 itu turun drastis 2021 itu total transaksinya Rp859,4 triliun di 2022 sampai dengan November itu hampir Rp300 triliun, artinya ada penurunan yang lebih dari 50% dari nilai transaksinya,” imbuhnya.
Sedangkan, pada perkembangan transaksi perdagangan berjangka komoditi berdasarkan margin di tahun 2022 tercatat sebesar Rp170,3 triliun, nilai tersebut turun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp199 triliun.
Jika nilai tersebut berdasarkan total transaksi maka angkanya jauh lebih tinggi lagi, di tahun 2022 tercatat nilai total transaksi sebesar Rp22.181,75 triliun dari Rp22.347,63 triliun, angka total tersebut menjadi lebih tinggi karena terdapat transaksi perdagangan berjangka komoditi secara margin didalamnya.
Lalu, pada perkembangan transaksi perdagangan emas digital tercatat total nilai transaksi sebesar Rp1.976,88 miliar hingga November 2022 dengan total volume transaksi sebanyak 2.155,35 ton.
Adapun, untuk perkembangan nilai transaksi perdagangan timah murni batangan ekspor tercatat sebanyak USD2.367,61 juta dari USD2.420,82 juta hingga November 2022 dan di sisi volume transaksi tercatat sebanyak 77.452,56 ton dari 74.640,08 ton di tahun 2021.
Sedangkan untuk timah murni batangan lokal tercatat total nilai transaksi sebesar Rp1.415,94 miliar dari Rp1.390,35 miliar di 2021 dengan volume transaksi sebanyak 2.839,99 ton dari 3.224,97 ton di 2021. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra