Jakarta – Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengatakan, probabilitas pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) atau Fed Fund Rate (FFR) akan lebih banyak dibandingkan ekspektasi pasar sebelumnya.
Menurutnya, hal ini disebabkan oleh data-data ekonomi terbaru AS yang mengalami pemburukan dengan cepat yang berimplikasi pada resesi negara dengan ekonomi terbesar ini.
Febrio menjelaskan, ekspektasi di Indonesia terhadap suku bunga AS memang sudah berubah-ubah sejak awal tahun lalu. Di mana, awalnya diperkirakan the Fed akan memangkas FFR sebanyak tiga kali, lalu kembali berubah di tengah tahun.
Baca juga : Begini Ramalan Mandiri Sekuritas Soal Pemangkasan Suku Bunga The Fed
“Nah sekarang ini dengan data-data yang terbaru, memang probabilitasnya kita melihat bahwa konsensusnya mengarah ke pemotongan (suku bunga) yang lebih banyak,” kata Febrio di Kompleks Kemenkeu, Selasa 6 Agustus 2024.
Di samping itu, pemerintah akan memitigasi dampak dari ancaman resesi AS dengan terus memantau perkembangan perekonomiannya. Namun demikian, kata Febrio, dampaknya untuk stabilitas makro ekonomi RI akan positif.
Baca juga : The Fed Beri Sinyal Turunkan Suku Bunga Lebih Cepat, Begini Respons Sri Mulyani
Artinya, bila suku bunga kebijakan AS dipangkas, hal ini membuat tekanan capital outflow berkurang. Sehingga, tingkat suku bunga di domestik, terutama dalam rupiah akan menarik bagi investor.
“Nah ini yang harus kita pantau hari demi hari, tentunya perubahan ini harus kita pantau dengan dekat, sehingga langkah-langkah yang kita lakukan tentunya juga adalah terukur dengan baik,” ungkapnya. (*)