Jakarta – Pasca normalisasi hubungan diplomatik dengan Arab Saudi, Presiden Iran Ebrahim Raisi ‘tancap gas’ melakukan lawatan penting ke beberapa negara di Amerika Selatan.
Langkah ini dilakukan Raisi untuk menjalin aliansi strategis dan menentang sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat (AS).
Ada tiga negara yang akan disinggahi Raisi dalam misi penting sikap ‘pembangkangan simbolis terhadap sanksi AS. Antara lain, Venezuela, Kuba, dan Nikaragua .
Peneliti Senior di Foundation for Defense of Democracies Iran Emanuele Ottolenghi mengatakan, kunjungan tersebut secara aktif mencari aliansi untuk menentang sanksi AS dan bertujuan untuk mempromosikan visi dunia multipolar.
Di mana, kata dia, pengaruh AS dapat terkikis demi sejumlah kekuatan otoriter yang meningkat seperti Rusia dan China.
“Kekuatan yang tengah naik daun seperti China dan Rusia ingin menantang dominasi AS dalam perdagangan. Kompetisi ini telah menciptakan ruang terbuka bagi calon rezim otoriter lainnya seperti Iran untuk ikut campur,” kata Ottolenghi kepada VOA Indonesia, dikutip Jumat 16 Juni 2023.
Baca juga: Kian Panas, AS Jor-joran Dukung Ukraina Lawan Rusia
Menurutnya, berbeda secara geografis dan budaya, Iran tetap mempertahankan hubungan dekat dengan beberapa rezim Amerika Selatan selama beberapa dekade, terutama untuk menabur antagonisme terhadap AS.
Dalam upacara penandatanganan beberapa perjanjian antara Iran dan Venezuela, Raisi dengan tajam menyebut “musuh bersama” kedua negara, merujuk pada AS.
Sementara itu, para pejabat AS di Gedung Putih itu meremehkan signifikansi dari kunjungan Raisi ke Amerika Latin. Termasuk, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby.
“Kami tidak meminta negara-negara di barat atau di wilayah manapun untuk memilih dengan siapa akan bermitra, atau siapa yang akan mereka ajak berbicara, atau siapa yang mereka bolehkan untuk berkunjung.
Meski begitu, AS tetap khawatir akan sikap yang merecoki yang ditunjukkan Iran. Termasuk mengambil sejumlah langkah untuk memitigasi sikap tersebut.(*)
Editor: Galih Pratama