Jakarta – Harga minyak dunia merangkak naik pasca Inggris dan Amerika Serikat (AS) melancarkan serangan militer terhadap sasaran-sasaran di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi buntut ketegangan di Laut Merah.
Harga patokan global Brent melonjak 2,25 persen lebih tinggi menjadi USD79,15 per barel pada hari Jumat jam perdagangan Asia. Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS, naik 2,4 persen menjadi USD73,75 per barel.
“Serangan yang ditargetkan ini adalah pesan yang jelas bahwa AS dan mitra kami tidak akan mentolerir serangan terhadap personel kami atau membiarkan pihak yang bermusuhan membahayakan kebebasan navigasi di salah satu rute komersial paling penting di dunia,” kata Presiden AS Joe Biden dalam sebuah pernyataan, dinukil CNBC, Jumat 12 Januari 2024.
Baca juga: Buntut Blokade Laut Merah, AS-Inggris Bombardir Houthi di Yaman
Meski AS telah melakukan serangan terhadap proksi Iran di Suriah dan Irak sejak pecahnya perang Gaza, ini akan menjadi serangan pertama terhadap kelompok Houthi yang didukung Iran di Yaman.
Sebelumnya, kelompok Houthi telah menyerang kapal-kapal di Laut Merah, menargetkan kapal-kapal pengiriman global termasuk kapal-kapal dari AS dan Israel.
Hal ini sebagai pembalasan atas perang di Gaza yang sejauh ini telah menewaskan hampir 23.000 orang di wilayah kantong Palestina.
Sementara itu, perusahaan pelayaran besar berhenti melintasi rute Terusan Suez dan Laut Merah pada awal Desember, dan memilih mengubah rute melalui Afrika bagian selatan.
Hal tersebut mengakibatkan perjalanan yang lebih lama dan lebih mahal sehingga menaikkan tarif angkutan laut.
Baca juga: Ini Dia Sosok Ofer Cassif, Anggota Parlemen Israel yang Dukung Gugatan Genosida di ICJ
Dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Kamis, pemimpin Houthi Yaman, Abdul-Malik al-Houthi menegaskan bahwa setiap serangan Amerika terhadap kelompok tersebut tidak akan dibiarkan tanpa tanggapan.
“Kami akan menghadapi agresi Amerika. Setiap agresi Amerika tidak akan pernah berakhir tanpa tanggapan,” katanya.
Pihaknya memperingatkan bahwa tanggapan yang diberikan akan lebih besar dibandingkan pada tingkat operasi baru-baru ini yang dilakukan kelompok tersebut di Laut Merah. (*)
Editor: Gaih Pratama