Jakarta – Penetrasi asuransi jiwa hingga kuartal pertama tahun ini mencapai 7% terhadap total jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 255 juta jiwa. Demikian data yang dihimpun oleh Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI).
Kepala Departemen Komunikasi AAJI Nini Sumohandoyo mengatakan angka 7% merupakan pencapaian tertinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya. Tercapainya angka penetrasi 7% menurutnya didorong oleh meningkatnya jumlah tertanggung individu.
“Tahun-tahun sebelumnya kita 3%, 4%, naik pelan-pelan ke 5%, 6%, dan ini untuk pertama kali mencatat tujuh% ,” kata Nini di Jakarta, Rabu 22 Juni 2016.
Total tertanggung, lanjutnya, meningkat 1,2% menjadi 55,34 juta orang dari 54,66 jutaa orang di kuartal pertama 2015. Peningkatan ini terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan jumlah tertanggung individu sebesar 10,5% dari 16,36 juta di kuartal pertama 2015 menjadi 18,07 juta di kuartal pertama 2016. Namun tertanggung kumpulan mengalami sedikit penurunan yaitu -2,7% dari 38,30 juta orang di kuartal pertama 2015 menjadi 37,26 juta orang.
Meningkatnya angka tertanggung individu tersebut menurut Nini tak lepas dari upaya sosialisasi dan edukasi serta membuka akses seluas-luasnya pada masyarakat, salah satunya dengan merekrut tenaga pemasar yang handal dan berkualitas. Pada kuartal I-2016 tenaga pemasar aatau meningkat 13,7% dibandingkan tahun lalu. Sekitar 90,7% dari tenaga pemasar berasal dari saluran pemasaran keagenan, disusul bancassurance, serta saluran alternatif.
“Peningkatan jumlah pemasar menjadi prioritas utama kami dalam menjangkau masyarakat luas dan mempercepat laju pertumbuhan industri,” tambahnya. Saat ini jumlah agen asuransi jiwa telah mencapai 520 ribu orang.
Menurutnya AAJI saat ini tengah menyiapkan sistem dan proses perekrutan agen yang lebih cepat sehingga bisa mendukung gerakan 10 juta agen yang dicanangkan Pemerintah dan OJK.(*)