Obligasi tenor panjang kembali menjadi sasaran jual dan mengalami pelemahan cukup dalam, sehingga mengalami kenaikan yield lebih tinggi dari tenor lainnya. Dwitya Putra
Jakarta – Analis NH Korindo Securities, Reza Priyambada mengungkapkan sentimen negatif tidak hanya datang pada pasar saham, namun juga pada pasar obligasi. Hal ini terlihat dari pergerakan pada awal pekan ini yang kembali berada di zona merah. Aksi jual pun kembali terjadi seiring masih adanya sentimen negatif terutama dari laju Rupiah yang masih nyaman melemah dibawah bayang-bayang dolar AS.
Ia menuturkan, laju obigasi tenor panjang yang sebelumnya sempat tercatat naik tipis kembali menjadi sasaran jual sehingga mengalami pelemahan cukup dalam yang terefleksi pada kenaikan yield yang lebih tinggi dari tenor lainnya. Pada obligasi pemerintah, kenaikan yield untuk masing-masing tenor rata-rata ialah untuk pendek (1-4 tahun) rata-rata mengalami kenaikan yield 1,36 bps; tenor menengah (5-7 tahun) sebesar 0,92 bps; dan panjang (8-30 tahun) hanya naik 2,41 bps.
Pada FR0070 yang memiliki waktu jatuh tempo ±9 tahun dengan harga 95,76% dan yield 9,10% atau naik 21,71 bps dari sehari sebelumnya di harga 97,00%. Untuk FR0071 yang memiliki waktu jatuh tempo ±14 tahun dengan harga 92,54% dan yield 9,22% atau naik 8,49 bps dari sehari sebelumnya di harga 93,25%.
“Sementara pada laju obligasi korporasi, memperlihatkan perubahan yield yang masih mengalami kenaikan dibandingkan sebelumnya. Untuk yield pada rating BBB dengan tenor 9-10 tahun naik di kisaran 15,25%-15,40% dan pada rating AA di kisaran 11,50%-11,57%,” kata Reza dalam risetnya, Selasa, 9 September 2015. (*)