Jakarta – PT Pertamina Gheotermal Energy Tbk (PGEO) pada hari ini (24/2) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menawarkan 10,35 miliar saham atau sebesar 25% dengan dana yang dibidik Rp9,05 triliun.
Meski begitu, hingga pukul 9:40 WIB saham PGEO terus bergerak di zona merah mengalami penurunan hingga 60 poin atau melemah 6,86% ke harga Rp815 dari harga penawaran awal Rp875.
Harga saham PGEO pun sejak tercatat di bursa hari ini telah bergerak di rentang Rp815 hingga Rp925 yang didominasi oleh pergerakan di zona merah.
Kemudian, tercatat juga total transaksi PGEO telah mencapai Rp244,93 miliar dimana sebanyak 291 juta saham telah diperdagangkan dan frekuensi transaksi mencapai 23 ribu kali.
Selain melepas 25% saham ke publik, PGEO juga mengalokasikan sebanyak-banyaknya sebesar 1,50% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum Perdana Saham atau sebanyak-banyaknya 630 juta saham untuk Program Opsi Pembelian Saham Kepada Manajemen dan Karyawan Perseroan (Management and Employee Stock Option Program/MESOP).
Direktur Utama PGEO, Ahmad Yuniarto, menyampaikan bahwa pelepasan saham perdana atau IPO untuk mendukung rencana Perseroan mengembangkan kapasitas terpasang Perseroan sebesar 600 MW hingga 2027 mendatang.
“Perseroan menargetkan untuk meningkatkan basis kapasitas terpasangnya yang dioperasikan sendiri, dari 672MW saat ini menjadi 1.272MW pada tahun 2027,” ucap Ahmad dikutip 24 Februari 2023.
Adapun, saat penawaran Umum IPO Perseroan mengalami kelebihan permintaan alias oversubscribed hingga 3,81 kali dari porsi pooling, melampaui target yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini merupakan pencapaian yang sangat cerah bagi Perseroan dan sebagai indikator positif tingkat kepercayaan investor kepada PGE. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra