Jakarta – Allianz Life Indonesia, melihat perkembangan digital saat ini telah membuka peluang yang lebih besar untuk bisnis asuransi. Terlebih, banyak platform digital seperti ecommerce saat ini yang telah memiliki akses cukup luas di masyarakat.
Hal itu diharapkan dapat meningkatkan penetrasi asuransi yang masih tergolong rendah.
“Selanjutnya sebagai pelaku industri memastikan bahwa produk itu transparan, mudah dimengerti, aman, murah dan sesuai dengan kebutuhan,” kata Direktur Allianz life Indonesia Bianto Surodjo dalam diskusi webminar infobanktalknews dengan tema “Prioritas Kesehatan Masyarakat di Masa Pandemi, Asuransi Gencarkan Insurtech”, Rabu, 15 September 2021.
Bianto mengatakan, Industri asuransi saat ini memiliki berbagai tantangan, seperti masih rendahnya literasi keuangan dan badai pandemi covid-19 yang belum berakhir.
Dia beranggapan masih banyak masyarakat yang menilai premi asuransi mahal dan tidak paham pentingnya sebuah asuransi. Selain itu masih banyak juga masyarakat yang tidak tau cara membeli asuransi dan merasa khawatir akan proses klaim asuransi. Ditambah tantangan lainnya yakni, daya beli masyarakat yang cenderung relatif menurun karena covid 19.
“Sebagai pelaku asuransi kita tidak bisa menutup mata terlait tantangan ini, dan harus bisa mengeleminasi tantangan tersebut,” jelas Bianto.
Allianz sendiri lanjut Bianto telah memaksimalkan platform digital untuk memasarkan produknya, selain lewat platform milik Allianz sendiri. Seperti Gojek contohnya, Allianz menawarkan asuransi kesehatan untuk para driver Gojek dengan produk yang relatif murah sebesar Rp2300 per hari.
Selain itu, pihaknya juga memanfaatkan platform lain seperti Bukalapak untuk menawarkan produk asuransi kesehatan untuk para penggunanya dan bekerjasama dengan Halodoc untuk meningkatkan layanan service buat para nasabahnya.
“Sangatlah penting, kita bekerjasama dengan platform digital itu, untuk proses onbording yang sangat sederhana,” jelasnya. (*)