Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar atau capital outflow dari Indonesia senilai Rp8,12 triliun pada periode 15-18 September 2025.
Jika dirinci, modal asing keluar melalui Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp5,49 triliun dan melalui instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sebesar Rp2,79 triliun. Namun, pada saat yang sama modal asing masuk melalui pasar saham sebesar Rp160 miliar.
“Terdiri dari jual neto sebesar Rp5,49 triliun di pasar SBN dan Rp2,79 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp0,16 triliun di pasar saham,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan resminya dikutip 21 September 2025.
Baca juga: BI Borong SBN Rp198 Triliun untuk Biayai Program Asta Cita Prabowo
Sementara itu, premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun naik ke level 70,17 bps per 18 September 2025, dibandingkan dengan 67,72 bps per 12 September 2025.
Dengan demikian, selama 2025, berdasarkan data setelmen sampai dengan 18 September 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp59,73 triliun di pasar saham dan Rp119,62 triliun di SRBI, serta beli neto sebesar Rp41,82 triliun di pasar SBN.
Nilai Tukar Rupiah
Selain itu, BI juga melaporkan perkembangan nilai tukar 15 sampai 19 September 2025. Tercatat, nilai tukar per Kamis (18/9), rupiah ditutup di level (bid) Rp16.500 per dolar AS, dan dibuka pada level (bid) Rp16.550 per dolar AS pada Jumat (19/9).
Baca juga: Tambah Likuiditas di Pasar, BI Kurangi Outstanding SRBI Jadi Rp716,62 Triliun
Lalu, yield SBN 10 tahun turun ke level 6,27 persen pada Kamis (18/9) dan naik ke level 6,29 persen pada Jumat (19/9).
Sementara untuk indeks dolar (DXY) melemah ke level 97,35 dan yield UST (US Treasury) dengan tenor 10 tahun naik ke level 4,104 persen. (*)
Editor: Galih Pratama









