Airlangga Sebut Indonesia Punya Modal Besar jadi Bangsa Maju

Airlangga Sebut Indonesia Punya Modal Besar jadi Bangsa Maju

Jakarta – Perekonomian di Tanah Air kian memperlihatkan resiliensi dan juga memperoleh persepsi positif dari berbagai lembaga internasional. 

Hal ini tak terlepas dari berbagai upaya yang terus dilakukan pemerintah sehingga perekonomian Indonesia mencatatkan pertumbuhan di atas 5 persen selama 7 triwulan berturut-turut.

Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto ketika mewakili Presiden Joko Widodo secara virtual dalam Seminar Nasional ISEI 2023, Jumat (15/9).

Baca juga: Peran ISEI Memperkuat Sinergi untuk Ketahanan dan Kebangkitan Ekonomi Menuju Indonesia Maju

Ia mengatakan, berbagai indikator ekonomi telah menunjukkan capaian yang baik. PMI Indonesia di bulan Agustus 2023 mencapai 53,9 dan menjadi angka ekspansif dalam 24 bulan berturut-turut. 

“Tentu ini prospektif positif terhadap ekonomi Indonesia ke depan. Prospek yang baik ini menjadi landasan yang kuat untuk mencapai target yang sudah ditetapkan dalam RPJPN 2024-2045,” kata Menko Airlangga, Jumat (15/9)

Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa sasaran yang ingin dicapai Indonesia di tahun 2045 yakni PDB Nominal sebesar USD9.8 triliun dengan GNI per kapita USD30.300 dan kontribusi manufaktur ditargetkan mencapai 28 persen dengan serapan tenaga kerja sebesar 25,2 persen.

“Indonesia punya modal yang besar untuk mencapai sasaran sebagai bangsa yang maju,” tegas Menko Airlangga.

Lanjutnya, dengan modal besar tersebut yakni angkatan kerja yang besar dan masuk periode bonus demografi dan ekonomi digital Indonesia yang mencakup 40 persen dari transaksi ekonomi digital di ASEAN yang diprediksi tumbuh lima kali lipat di tahun 2030. 

Indonesia juga menyiapkan diri menjadi anggota OECD yang mana keanggotaan ini sangat bermanfaat, terutama untuk meningkatkan standar kebijakan dari pemerintah, sehingga menjadi lebih unggul untuk perekonomian yang adil, inklusif, bebas dari korupsi, dan berwawasan lingkungan.

“Pada pertemuan dengan OECD beberapa waktu lalu, 38 negara anggota OECD menyambut baik dan mendukung keinginan Indonesia untuk bergabung ke dalamnya. Indonesia butuh untuk harmonisasi regulasi dengan lebih dari 200 standar yang ditetapkan oleh OECD. Ini bukan pekerjaan yang mudah, tentunya membutuhkan peran dari para stakeholder termasuk ekonom yang tergabung dalam ISEI,” bebernya.

Untuk upaya mencapai Visi Indonesia Emas 2045, pihaknya menjelaskan beberapa hal yang perlu dilakukan yakni penyiapan SDM yang berkualitas, peningkatan digitalisasi, serta meningkatkan nilai tambah komoditas melalui industrialisasi dan hilirisasi.

Adapun, program Kartu Prakerja yang didorong untuk penyiapan SDM berkualitas sudah diikuti sebanyak 17,7 juta masyarakat sejak tahun 2020. Berbagai program pengembangan digital talent, termasuk melalui Kawasan Ekonomi Khusus di Nongsa Digital Park Batam juga terus dimaksimalkan. 

Dalam KTT ASEAN 2023, Indonesia juga telah mendorong Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang merupakan ekosistem digital yang diharapkan dapat meningkatkan nilai perekonomian digital dari yang semula USD1 triliun menjadi USD2 triliun pada tahun 2030.

Baca juga: ISEI: Dua Karakteristik Daerah Ini Mampu Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

Pada kesempatan tersebut, pihaknya juga menyampaikan bahwa Sulawesi Tengah dan Maluku Utara memiliki pertumbuhan yang mencapai double digit karena didorong oleh tumbuhnya industri manufaktur besi, baja, dan nikel.

“Kita berharap bahwa Indonesia mampu menjadi produsen baterai sampai dengan electric vehicle, dan ini menjadi andalan di Asia,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News