Jakarta – PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mengumumkan rencana transaksi penjualan atas sebanyak-banyaknya seluruh saham yang dimiliki Perseroan pada PT Adaro Andalan Indonesia atau AAI yang sebelumnya bernama PT Alam Tri Abadi.
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ADRO sebagai emiten yang berafiliasi dengan Garibaldi Thohir atau Boy Thohir, rencananya akan menjual atas sebanyak-banyaknya 99,999 persen atau seluruh saham milik AAI.
Jumlah saham tersebut setara dengan 21,90 juta saham yang tercatat pada tanggal 30 Juni 2024 atau sebanyak-banyaknya 7,00 miliar saham pada tanggal 3 September 2024.
Baca juga: Adaro Minerals Catat Volume Penjualan Batu Bara Tumbuh 43 Persen di Semester I 2024
Transaksi tersebut akan dilakukan melalui mekanisme Penawaran Umum Pemegang Saham (PUPS) kepada seluruh pemegang saham Perseroan dengan harga penawaran menggunakan Volume Weighted Average Price atau Harga Rata-Rata Tertimbang AAI yang terbentuk setelah penutupan perdagangan di hari pencatatan saham AAI di bursa.
Berdasarkan hal itu, dengan tetap memperhatikan kewajaran transaksi sebagaimana diatur dalam POJK 35/2020 dan diungkapkan dalam keterbukaan informasi ini, harga yang akan ditawarkan serendah-rendahnya sebesar USD2,45 miliar dan setinggi-tingginya USD2,63 miliar.
“Rencana Transaksi Perseroan diharapkan akan membantu AAI dan pilar bisnis non batu bara termal untuk meningkatkan fokus pengembangan dan kinerja. Pemisahan ini juga akan membantu bisnis hijau Perseroan untuk mendapatkan akses terhadap sumber pembiayaan yang lebih banyak, biaya pendanaan yang lebih kompetitif,” tulis Manajemen dikutip, 12 September 2024.
Selain itu, rencana tersebut juga memberikan akses yang lebih baik pada proyek-proyek ramah lingkungan dengan partner bisnis potensial peringkat atas, serta memberikan opsi investasi yang lebih banyak pada investor publik untuk berinvestasi sesuai dengan minat dan pandangannya.
Diketahui, Perseroan berencana untuk terus secara strategis melakukan ekspansi dan diversifikasi pada pilar non pertambangan batu bara. Hal ini akan menciptakan portofolio bisnis yang lebih seimbang dan perlindungan yang lebih baik bagi Perseroan di seluruh fase siklus bisnis serta menjadi kontributor penting terhadap penciptaan nilai jangka panjang.
Baca juga: Saham TUGU Terus Melesat, Tembus Harga Tertinggi dalam 4 Bulan Terakhir
Di sisi lain, Perseroan juga telah memiliki komitmen dalam mendukung penuh komitmen Pemerintah Republik Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, termasuk upaya untuk mencapai net-zero emission pada 2060 atau lebih awal dengan berbagai upaya.
Perseroan juga berkomitmen untuk memiliki sekitar 50 persen total pendapatan dari bisnis non-batu bara termal pada 2030. Target ini akan dicapai dengan mengembangkan bisnis di bidang-bidang yang mendukung ekosistem hijau Indonesia. (*)
Editor: Galih Pratama