ADB juga menyiapkan pinjaman US$ 2,2 miliar tahun depan. Ria Martati.
Jakarta– Asian Development Bank (ADB) siap memberikan pinjaman US$400 juta untuk mempererat koordinasi sektor finansial di Indonesia.
“Itu dipersiapkan bersama, untuk memperat koordinasi sektor financial, membuka peluang pengembangan instrumen finansial. Misalnya yang nabung di bank gak banyak, ini butuh edukasi, itu butuh capacity building,” kata Vice-President for Knowledge Management and Sustainable Development, Bambang Susantono di sela acara Joint IMF-Bank Indonesia Conference Future of Asia’s Finance for Development 2015, di Gedung Thamrin, Jakarta, Rabu 2 September 2015.
Untuk itu menurutnya, pihaknya memberikan pinjaman sangat murah dibandingkan dengan biaya pasar.Tahun depan, ADB juga mengusulkan stand by loan sekitar US$ 2,2 miliar untuk energi, energi terbarukan, pendidikan, dan berkaitan dengan proyek-proyek Kementerian PU (Pekerjaan Umum) khususnya ketahanan pangan seperti irigasi.
Sementara itu, Deputy Country Director ADB, Edimon Ginting mengatakan, pinjaman US$400 juta itu bertenor 15 tahun.
“Itu biasanya 15 tahun, 3 tahun grace period-nya dan LIBOR +50 bps, itu jangka panjang, itu bisa dipakai pemerintah melalui anggaran, dana yang tidak ada pembatasan jadi bisa dipakai pemerintah untuk infrastruktur tapi melalui anggaran,” kata dia.
Sementara untuk stand by loan US$ 2,2 miliar menurutnya merupakan pinjaman jangka panjang dengan tenor 15-25 tahun, dan tingkat bunga yang sama.
“Kombinasi antara dukungan terhadap reformasi tapi di bidang lain, juga untuk infrastruktur di bidang energi, food security, dan irigasi, kita banyak yang di bawah standar, semuanya long term 15-25 tahun, bunga sama,” kata dia.