News Update

Ada Siapa di Rencana Pencaplokan Saham Bank Muamalat?

Jakarta – Nama PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI) kembali ramai diperbincangkan banyak pihak setelah menyatakan telah melakukan penandatanganan pengambilalihan saham PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Muamalat) kemarin.

Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan pihak manajemen, Minna Padi sendiri nantinya akan bertindak sebagai pembeli siaga  dalam rangka Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) Bank Muamalat dengan nilai transaksi cukup besar atau mencapai Rp4,5 triliun.

Hal itu dibenarkan oleh Direktur Utama PADI, Djoko Joelianto. Jika aksi itu tercapai, pihaknya akan menguasai kepemilikan saham Bank Muamalat minimal sebesar 51 persen.

“Kita memang niat jadi pembeli siaga, minimal 51persen. Kenapa kita tidak bilang angka maksimal, takutnya tidak terserap semua,” kata Djoko kepada Infobank, Kamis, 28 September 2017.

Padahal kabar niatan pencaplokan saham Bank Muamalat sudah beredar jauh sebelum PADI menyampaikan pernyataan resminya sebagai pembeli siaga kemarin.

Bahkan beredar kabar di pasar, ada investor perorangan yang kaya raya berniat mengambil saham Bank Muamalat namun masuknya lewat PADI. Kabar ini akan terbukti saat peralihan saham Bank Muamalat nanti.

Baca juga: Bos Bank Muamalat Mengundurkan Diri

Yang cukup unik, sebelum PADI menyatakan secara resmi ketertarikannya dalam menjadi pembeli siaga di rights issue Bank Muamalat, ada investor yang mengoleksi saham PADI secara masif. Bahkan transaksinya di pasar modal terdeteksi oleh media.

Investor itu atas nama Setiawan Ichlas. Siapakah Setiawan Ichlas ini? Diberitakan pria tersebut tercatat sudah dua kali membeli saham PADI di pasar negosiasi.

Pembelian pertama terjadi pada 4 Agustus 2017 sebanyak 1,23 miliar dan kedua pada 7 Agustus investor itu membeli saham PADI sebanyak 250 juta lembar.

Berdasarkan data yang dihimpun Infobank di pasar modal, Kamis, 28 September 2017, saat ini mayoritas kepemilikan saham PADI untuk perorangan dipegang oleh Setiawan Ichlas sebanyak 13,27 persen dengan jumlah saham sebanyak 1,5 miliar saham. Sementara terbesar kedua dipegang oleh Eveline Listijosuputro sebesa 11,85 persen dengan jumlah saham 1,33 miliar saham.

Namun di balik itu, sebetulnya apa yang menarik dari Bank Muamalat, sehingga PADI berniat masuk sebagai pembeli siaga? Padahal Bank Muamalat juga baru saja keluar dari nilai raport merah. (Bersambung ke halaman berikutnya)

Page: 1 2

Dwitya Putra

Recent Posts

Per 20 Desember 2024, IASC Blokir 5.987 Rekening dan Selamatkan Dana Rp27,1 Miliar

Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan telah melaporkan hingga 20 Desember 2024, Indonesia Anti-Scam… Read More

2 mins ago

KSEI Bidik Pertumbuhan 2 Juta Investor pada 2025

Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) membidik penambahan sebanyak dua juta investor di pasar… Read More

7 mins ago

KSEI Masih Kaji Dampak Kenaikan PPN 12 Persen ke Pasar Modal RI

Jakarta - PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) masih mengkaji ihwal kenaikan PPN 12 persen… Read More

1 hour ago

PPN 12 Persen QRIS Dibebankan ke Pedagang, Siap-siap Harga Barang Bakal Naik

Jakarta – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menegaskan kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi… Read More

2 hours ago

IHSG Ditutup Naik 1,61 Persen, Dekati Level 7.100

Jakarta – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada hari ini, Senin, 23 Desember 2024, ditutup… Read More

3 hours ago

Hingga September 2024, Pembangunan Jaya Ancol Bukukan Laba Bersih Rp100 Miliar

Jakarta – Di tengah penurunan kunjungan wisatawan, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) tercatat mampu… Read More

3 hours ago