Jakarta – Abu Dhabi Islamic Bank (ADIB), bank Islam terbesar di Abu Dhabi dikabarkan sedang dalam pembicaraan untuk membeli saham minoritas Bank Syariah Indonesia (BSI) senilai sekitar USD1,1 miliar atau Rp17,8 triliun (kurs Rp16.182 per dolar AS).
Demikian dikatakan dua sumber yang mengetahui kabar rencana akuisisi tersebut kepada Reuters dikutip 18 April 2024.
Akuisisi tersebut bertujuan untuk masuk ke dalam pasar yang sedang berkembang pesat di Asia Tenggara.
Adapun, Abu Dhabi Islamic Bank disebut berpotensi mengakuisisi sebesar 15 persen saham BSI dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI).
“Hal tersebut menjadi salah satu opsi yang dilakukan Abu Dhabi Islamic Bank (ADIB.AD),” kata kedua sumber yang enggan disebutkan namanya tersebut.
Sumber tersebut kemudian melanjutkan bahwa pembicaraan dan pertimbangan mengenai akuisisi masih dalam tahap awal dan tidak ada jaminan bahwa kesepakatan akan diselesaikan.
Setelah laporan Reuters dipublikasikan, Abu Dhabi Islamic Bank membantah bahwa mereka sedang melakukan negosiasi untuk akuisisi saham BSI .
Baca juga: BSI Dukung OJK Akhiri Restrukturisasi Kredit Covid-19
Saham Abu Dhabi Islamic Bank berakhir turun 5,7 persen pada hari Rabu, (17/4/2024) setelah laporan tersebut. Sementara, pada Kamis, saham BSI melonjak 5,6 persen menjadi Rp2.620.
Respons BSI
Terkait kabar akuisisi tersebut, BSI menyerahkan sepenuhnya kepada pemegang saham.
“Apa yang dapat kami sampaikan adalah bahwa informasi di atas adalah domain pemegang saham kami,” ujar Sekretaris Perusahaan BSI, Gunawan Hartoyo.
Diketahui, BSI telah memperluas kehadirannya di Timur Tengah, setelah membuka kantor perwakilan di Dubai International Financial Center pada awal Januari 2022 dan memperoleh persetujuan pada Agustus 2023 untuk menjadi cabang penuh.
Menurut Laporan Perkembangan Keuangan Syariah yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), aset keuangan syariah Indonesia bernilai USD163 miliar pada bulan Juli tahun lalu, naik 13 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara dari sisi kinerja, BSI terus menunjukkan kinerja positif di kuartal IV 2023, dengan mencatatkan pertumbuhan laba sebesar 33,88 persen atau menjadi Rp5,7 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat Rp4,3 triliun.
Salah satu faktor pendorong pencapaian laba adalah meningkatnya pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK). Hingga Desember 2023, BSI telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp240 triliun atau tumbuh 15,70 persen secara year on year (yoy).
Dari sisi penghimpunan dana, pada kuartal IV/2023 BSI mencatatkan DPK sebesar Rp294 triliun atau tumbuh 12,35 persen, yang didominasi oleh produk tabungan dengan kontribusi sebanyak Rp124,726 triliun.
Sejurus dengan itu, dana murah atau current account saving account/CASA bank tumbuh 10,51 persen menjadi Rp178 triliun. Porsi dana murah BSI terhadap DPK bank mencapai 60,6 persen.
Per akhir 2023, BSI membukukan total aset Rp354 triliun atau tumbuh 15,67 persen.
Di sisi lain, Abu Dhabi Islamic Bank yang memiliki aset 192,8 miliar dirham (USD52,51 miliar) pada akhir Desember tahun lalu, memiliki kehadiran di luar negeri di berbagai negara termasuk Arab Saudi, Inggris, dan Mesir.
Mengutip laman resminya, Abu Dhabi Islamic Bank adalah bank terkemuka di UEA dan bank Islam terbesar ke-4 secara global berdasarkan aset. Berkantor pusat dan terdaftar di Abu Dhabi, ADIB didirikan pada tahun 1997 untuk menjadi bank syariah pertama di Emirat Abu Dhabi.
Baca juga: Komut BSI Ungkap Peluang dan Tantangan Industri Perbankan Syariah
Selama dua dekade terakhir, Abu Dhabi Islamic Bank telah menunjukkan rekam jejak pertumbuhan yang konsisten dengan total aset sebesar USD39 miliar. Bank saat ini melayani lebih dari 1 juta nasabah.
Para pendiri Abu Dhabi Islamic Bank memegang 29 persen ekuitas, sementara 71 persen sisanya dimiliki oleh sekitar 100.000 pemegang saham. Pemegang saham pendiri ADIB adalah Otoritas Investasi Abu Dhabi ADIA dan sejumlah warga UEA.
Abu Dhabi Islamic Bank memiliki salah satu jaringan distribusi terbesar di UEA dengan 62 cabang dan 379 ATM. Secara internasional, bank ini hadir di enam pasar strategis di Mesir, dengan 70 cabang, Kerajaan Arab Saudi, Inggris, Qatar, Sudan dan Irak.
Jika kesepakatan akuisisi saham BSI oleh Abu Dhabi Islamic Bank terwujud, maka akan menjadi salah satu transaksi perbankan terbesar di Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir. (*)