Jakarta – Pengembang properti PT Anugerah Berkah Madani Tbk (ABMA Land) berencana menawarkan 3.333.330.000 saham baru atau sebanyak – banyaknya 25% melalui mekanisme Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO).
Dalam aksi korporasi ini, Musyanif, Founder and Chief Executive Officer ABMA Land, mengatakan pihaknya menawarkan harga saham perdana di kisaran Rp800 – Rp1.250 per saham.
“Jika berjalan lancar, saham ABMA akan mulai dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 15 September 2016,” katanya, dalam acara Public Expose, di Jakarta, Selasa, 16 Agustus 2016.
Dalam IPO ini perseroan telah mendapat pernyataan pre-efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang diperoleh pada tanggal 15 Agustus 2016 dan masa penawaran awal akan dilangsungkan pada tanggal 16-25 Agustus 2016. ABMA Land juga telah menunjuk beberapa Penjamin Emisi Efek. Diantaranya, PT CIMB Securities Indonesia, PT Mandiri Sekuritas dan PT RHB Securities Indonesia.
Rencananya, sekitar 87% dari dana hasil emisi akan digunakan untuk mendukung rencana ekspansi Perseroan. Rinciannya, 75% untuk akuisisi lahan, sekitar 12,5% pengembangan berbagai proyek Grup ABMA Land yang sedang berjalan.
“Kami akan gunakan sebagian dana untuk pembelian tanah di beberapa wilayah seperti Jabodetabek, Cilegon Surabaya. Kemudian, 12,5% nya untuk pengembangan proyek seperti Nifarro Park (Jakarta), Royal Betawi (Tangerang), Samala Park (Cilegon), Eat CBD, Tanjung Layar Lagoon (Makassar), North CBD (Jakarta), dan The Simpruq Signature (Jakarta),” ungkapnya.
Selain itu, dana hasil IPO juga akan dipakai untuk pelunasan sebagian pinjaman Perseroan. “Sekitar 12,5% dana dari hasil IPO untuk pelunasan sebagian utang kami,” tegasnya.
Per Maret 2016, total aset ABMA Land mencapai Rp2,44 triliun dengan pendapatan sebanyak Rp137,59 miliar. Total cadangan lahan yang dimiliki ABMA Land mencapai 84 hektare dengan area paling luas di Cakung seluas 21 hektare dan Surabaya seluas 19 hektare.
Berdasarkan prospektus, saat ini ABMA Land tengah mengembangkan tujuh proyek secara bertahap. Total taksiran awal untuk mengembangkan tujuh proyek tersebut mencapai Rp48,79 triliun. (*) Dwitya Putra
Editor : Apriyani K