Jakarta – Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon menyatakan, potensi bisnis dari produk asuransi yang berbalut investasi (PAYDI) khususnya unit link masih akan besar untuk ke depannya. Meski, ada beberapa perusahaan asuransi jiwa yang tersandung permasalahan gagal bayar dari produk tersebut.
“Unit link adalah produk utama (industri asuransi jiwa), tahun-tahun sebelumnya juga menjadi produk utama. Jadi unit link ini akan terus dipasarkan dan akan terus populer. Tapi, pada produk tradisional juga. Yang sekarang sedang naik daun adalah produk kesehatan,” katanya dalam webinar Infobank yang bertajuk ‘Managing The Unexpected; Lessons for Insurance Industry by Learning from Failure Cases to Reach Sustainable Performance during Pandemic Covid-19, Jumat, 6 Agustus 2021.
Sementara, untuk produk saving plan, lanjut Budi, juga merupakan produk yang lumrah dipasarkan di berbagai negara. Jadi dengan beberapa perusahaan asuransi yang tersandung permasalahan ini, tak bisa serta merta menggambarkan jika kedua produk tersebut buruk atau bahkan menggambarkan kondisi industri asuransi secara umum.
“Lebih banyak perusahaan asuransi jiwa yang sehat, sebagaimana angka-angka menunjukan bahwa premi bertumbuh, ekuitas juga meningkat signifikan,” ungkapnya.
Budi mengungkapkan, dari kajian AAJI, sebanyak 22 perusahaan anggota AAJI tercatat memasarkan produk saving plan. Dari jumlah tersebut, hanya beberapa perusahaan saja yang mengalami permasalahan, sedangkan sebagian besar perusahaan masih berjalan dengan mulus.
“Dari 22 perusahaan yang memasarkan, mungkin ada dua sampai tiga yang bermasalah, tapi kenapa sekian belasnya tidak. Setelah kita lihat, at the end of the day bedanya ada di tata kelola pengelolaan risiko di dalamnya,” katanya. (*) Bagus Kasanjanu
Editor: Rezkiana Np