Jakarta – Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memprediksi bisnis asuransi jiwa, khususnya produk unit link di Indonesia akan terus tumbuh, meski diterjang fenomena perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Demikian dikatakan Direktur Eksekutif AAJI, Togar Pasaribu dalam Seminar Nasional bertajuk “Masihkah Unit Link Menjadi Pilihan Investasi di Tengah Pasar Keuangan yang Bergejolak” yang diadakan Infobank di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, (11/6).
“Untuk asuransi jiwa, termasuk unit link, dengan adanya perang dagang tidak berpengaruh. Karena potensi bisnis asuransi jiwa masih sangat besar,” ujarnya.
AAJI sendiri mencatat, rata-rata pertumbuhan premi unit link di Indonesia dari kuartal II 2014 hingga kuartal II 2018 mencapai 16,0 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan premi tradisional yang mencapai 13,5 persen di periode yang sama.
Baca juga: Ini Dia Asuransi Jiwa Peraih “Infobank Unit Link Awards 2018”
Selain itu, rata-rata pertumbuhan total investasi unit link di Indonesia dari kuartal II 2015 hingga kuartal II 2015 mencapai 15,9 persen, dibanding dengan rata-rata pertumbuhan total investasi tradisional yang hanya 7,6 persen di periode yang sama.
Togar optimis, prospek bisnis unit link di Indonesia makin cerah, dengan perkiraan pertumbuhan premi unit link di 2019 mencapai 14 persen.
“Kami optimis, asuransi unit link akan tetap laku. Kenapa unit link ini laku di indonesia? Karena orang Indonesia suka berinvestasi tapi tidak tahu caranya,” tutup Togar. (Bagus Kasanjanu)