Jakarta – Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Togar Pasaribu mengungkapkan, produk asuransi unit link diprediksi masih akan tetap diminati tahun depan. Pasalnya, kebutuhan orang akan proteksi dan investasi masih tinggi, ditengah gejolak pasar global.
“Perang dagang, kenaikan suku bunga AS, tidak ada pengaruhnya ke industri asuransi, khususnya jiwa. Karena potensinya masih besar,” kata Togar di seminar Infobank, dengan tema “Masihkah Unit Link Menjadi Pilihan Investasi Di Tengah Pasar Keuangan yang Bergejolak”, di BEI Jakarta, Selasa, 6 November 2018.
Ia mengatakan, rata-rata pertumbuhan premi produk unit link sejak kuartal II 2014 sampai kuartal II 2018 mencapai 16%. Sementara rata-rata pertumbuhan premi produk tradisional hanya 13,5%. Artinya produk unit link masih diminati banyak orang.
Baca juga: AAJI Optimis Unit Link Terus Tumbuh
Apalagi lanjutnya bila dilihat dari penetrasi pasar, jika dibandingkan jumlah penduduk, sampai kuartal II 2018 baru sampai 6,6%.
Dari sisi Investasi, total portofolio investasi perusahaan asuransi sendiri mencapai Rp445,83 triliun. Jumlah tersebut meningkat dari kuartal II 2017 yang tercatat sebanyak Rp435,59 triliun.
Dari jumlah tersebut, total investasi paking besar disalurkan ke reksa dana sebesar 33%, disusul saham 31,6% dan sisanya deposito, surat berharga dan lain-lain.
“Masyarakat Indonesia sangat suka berinvestasi, namun memang caranya saja tidak tau,” Terang Togar. (*)