Jakarta — Perusahaan riset pasar Internasional, IDC dalam studi terbarunya yang terangkum dalam IDC Digital Transformation (DX) Survey 2018, menyebutkan sekitar 50% perusahaan di Indonesia mengalami kesulitan mengadaptasi tren dan kebijakan kearah digital. Walaupun sudah merencanakan transformasi digital, banyak perusahaan yang terpaksa melakukannya.
Hal ini disebabkan karena banyak perusahaan yang kurang memiliki visi digital secara menyeluruh, masih melakukan transformasi bersifat silo dikarenakan kurangnya kolaborasi antar departemen, dan adanya keahlian yang tidak mumpuni.
“Ada silo. Yang disini mau jalan cepat, disana belum,” kata Sudev Bangah, Managing Director ASEAN dalam paparannya, di Jakarta, Selasa (28/08).
Sementara itu, Country Director Dimension Data Indonesia, Hendra Lesmana, mengungkapkan, perusahaan finansial atau keuangan menjadi salah satu perusahaan yang juga mengalami kesulitan merubah bisnis kearah digital.
“Kesulitan paling berat yang dialami oleh perusahaan finansial itu karena bisnis prosesnya yang berlapis lapis dan mengharuskan semua pihak terlibat. Seperti risk manajemen audit yang juga mengikuti perubahan IT digital,” ungkap Hendra, Selasa (28/08).
Hendra menambahkan, ada beberapa solusi yang akan memudahkan departemen TI di perusahaan untuk lebih fokus melakukan transformasi digital sesuai industrinya. Solusi dan layanan tersebut disediakan oleh Dimension Data, meliputi Multi Cloud, Customer Experience untuk industri keuangan, serta Internet of Things (IoT) untuk industri manufaktur. Namun, menurut Hendra, semua teknologi tersebut tak bisa dipergunakan apabila belum tersedianya sumber daya manusia yang mumpuni alias paham digital.
“Tantangannya cari resources, sumber daya manusia, dan untuk Indonesia harus di bangun. Tidak serta merta terbangun sendiri. Jadi kerjasama dengan institusi pendidikan membuka intern,” pungkasnya. (Ayu Utami S)