IPMI : Tingginya Suku Bunga Kredit, Turunkan Daya Saing Produk Lokal

IPMI : Tingginya Suku Bunga Kredit, Turunkan Daya Saing Produk Lokal

Jakarta – Executive Director & CEO IPMI International Business School, Jimmy Gani menilai tingginya suku bunga kredit perbankan yang mencapai dua digit mendongkrak biaya produksi perusahaan sehingga akan menurunkan daya saing produk lokal di perdagangan international.

“Tingginya suku bunga kredit membuat biaya pendanaan usaha juga meningkat. Sementara, suku bunga kredit yang ada saat ini sudah relatif tinggi dibandingkan dengan negara-negara lainnya,” ujar Jimmy dalam Diskusi Media InfobankTALKnews ‘Daya Tahan Perbankan di Era Suku Bunga Tinggi’ yang diselenggarakan lnfobanknews di Kampus lPMl International Business School, Kalibata, Jakarta, Selasa, 28 Agustus 2018.

Baca juga: Bank Kudu Lihai Cari Dana Murah di Era Suku Bunga Tinggi

Lulusan Master of Public Administration, John F Kennedy School of Government Harvard University, Amerika Serikat ini menambahkan, Bank Indonesia pada Juni lalu memang menaikkan suku bunga acuannya menjadi 5,25 persen yang akan mendorong gairah investasi, khususnya investasi langsung. “Namun, hal ini belum terasa dampaknya terhadap sektor riil,” imbuhnya.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, suku bunga kredit perbankan Indonesia berada di kisaran 11,25-13,30 persen untuk korporasi dan 16-23 persen untuk kredit mikro. Sementara rerata suku bunga kredit di Malaysia, Singapura, dan Thailand berada pada kisaran 3-7 persen. lni berarti selisih tingkat bunga kredit perbankan Indonesia atau net interest margin (NIM) mencapai empat kali lipat lebih besar jika dibandingkan negara-negara tetangga. (*)

Related Posts

News Update

Top News