Jakarta – Bank Indonesia (BI) mengaku tak tinggal diam menanggapi pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi hingga saat ini, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyebut, pihaknya hingga saat ini terus melakukan langkah kebijakan strategis guna dapat menstabilkan rupiah.
“Stabilitas nilai tukar kami sampaikan secara Year to date relatif lebih rendah dari negara lain.
Namun bukan berarti BI tidak mengambil langkah stabilisasi. Kami terus mengambil langkah stabilisasi, dari BI suku bunga dinaikkan supaya terjadi inflow,” kata Perry pada saat high level meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat 24 Agustus 2018.
Selain itu, pihaknya juga terus melakukan kebijakan yang ditopang oleh strategi intervensi ganda dan strategi operasi moneter untuk menjaga kecukupan likuiditas khususnya di pasar uang Rupiah dan valas.
Salah satunya dengan kebijakan Bank Indonesia dalam meningkatkan efektivitas penyediaan swap valas dengan tingkat harga yang lebih murah mampu meningkatkan minat peserta lelang di berbagai tenor dan menurunkan premi swap pasar, misalnya dari 4,85% menjadi 4,62% untuk tenor 1 bulan dan dari 5,18% menjadi 4,96% untuk tenor 1 tahun.
“Swap rate nya itu kami mudahkan dan kami percepat serta murah. Setiap hari kita memastikan kebutuhan valas maupun rupiah tetap tersedia,” tukas Perry.
Sebagai informasi, nilai tukar (kurs) rupiah terlihat semakin anjlok pada hari ini pada Jumat (24/8), tercatat menurut data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) rupiah berada di Rp 14.655 per dollar Amerika Serikat (AS) atau tercatat melemah 0,24% dari posisi hari kemarin pada Rp 14.620 per dollar.(*)