Jakarta – Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga Syariah) mengaku telah mengantisipasi kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) 7-day Reverse Repo Rate.
Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara menyebut, pihaknya hingga saat ini telah menaikan suku bunga pinjamnya sebesar 25 basis poin (bps) untuk menanggapi kenaikan suku bunga sebelumnya.
“Dengan naiknya suku bunga BI, otomatis kita juga naik, kitakan mulai naikan dari pinjaman atau financing rata-rata 25 bps dan walaupun begitu kita berkemungkinan besar naik lagi jadi 50 bps,” kata Pandji di Graha CIMB Niaga Jakarta, Senin 20 Agustus 2018.
Dirinya juga menjelaskan, pihaknya terus memantau kondisi pasar serta terus melihat kompetitor bank syariah yang gencar menyalurkan pembiayaannya. Asal tahu saja, hingga semester I-2018 telah membukukan pembiayaan sebesar Rp21,3 triliun atau tercatat tumbuh 56,4% year on year (YoY).
“Jadi totalnya bisa naik itu jadi 50 bps. Kita rata rata sekarang posisi suku bunga kita hingga Juni kalau gak salah dibawah 10 persen,” tambah Pandji.
Baca juga: Semester I-2018, CIMB Niaga Syariah Bukukan Pembiayaan Rp21,3 Triliun
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 14-15 Agustus 2018 memutuskan menaikkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,5 persen.
Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, pengetatan kebijakan moneter yang kembali dilakukan Bank Sentral ini ditempuh sebagai langkah bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas perekonomian di tengah berlanjutnya peningkatan ketidakpastian pasar keuangan dunia. Terlebih kondisi dinamika Turki masih terus membayangi perekonomian global.
Sebelumnya, sepanjang 2018 BI telah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 100 bps pada bulan Mei dan Juni. Namun pada bulan Juli, Bank Sentral memutuskan menahan suku bunga acuan dan sekarang kembali menaikkannya 25 bps sehingga kini berada di level 5,5%. (*)